Jumat, 29 Maret 2024

Selama Juli, 8 Kebakaran Terjadi di Kudus

Dian Utoro Aji
Jumat, 6 Juli 2018 16:50:14
Salah satu kejadian kebakaran lahan tebu beberapa hari kemarin. (MuriaNewsCom/Dian Utoro Aji)
Murianews, Kudus – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus mencatat awal bulan Juli ada delapan kasus bencana kebekaran. Dari delapan kasus kebakaran lahan tebu dan gudang tebu mendominasi. Kejadian bencana tercatat sejak tanggal 1-5 Juli 2018 kemarin. Dari laporan bencana kebakaran Pusdalops BPBD Kudus bulan Juli 2018. Kejadian kebakaran pertama yakni pada tanggal 1 Juli 2018. Kebakaran di Desa Purwosari Jalan Ganesha. Kebakaran diduga berawal dari kebocoran tabung gas. Kebakaran menghanguskan dapur rumah dan tidak merembat. Selanjutnya pada tanggal 3 Juli 2018, kebakaran terjadi tiga titik. Titik pertama kebakaran lahan tebu milik bengkok Desa Singocandi yang terjadi pada pukul 12.30 WIB. Api diperkirakan berasal dari pembakaran sampah di sekitar lokasi.  Api membakar sekitar 5 hektare lahan tebu. Titik kedua, kebakaran gudang dan lahan tebu milik Muhammad. Kebakaran diakibatkan oleh proses memasak gula. Banyaknya tumpukkan ampas tebu menyebabkan api cepat merambat. Selain membakar gudang gula, api juga merambat ke lahan tebu disekitar lokasi Titik ketiga, kebakaran lahan tebu di Desa Piji milik  Karsini di RT. 1 RW. 4 dan milik Warsis di RT. 3 RW. 3 Kecamatan Dawe. Kebakaran terjadi akibat dari pembakaran sampah. Cuaca panas dan adanya hembusan angin menyebabkan api cepat merambat. Kemudian peristiwa kebakaran terjadi pada 4 Juli 2018 kemarin. Pada tanggal 4 Juli tersebut, ada dua tempat kejadian kebakaran. Pertama kejadian Kebakaran pada pukul 12:00 WIB. Api bermula dari pembakaran sampah disekitar lokasi. Api merembat karena hembusan angin dan menyambar lahan kosong yang berupa rumput kering dan tebu. Lahan merupakan milik Son yang rencana akan digunakan untuk rumah makan. Api berhasil dikendalikan sekitar pukul 12:40 WIB. Kejadian kedua pada tanggal 4 Juli, yakni lahan tebu milik Nasri warga Desa Karangbener Kecamatan Bae. Berdasakan keterangan warga api berasal dari petasan yang dibuang di lahan tebu. Banyaknya daun yang kering dan hembusan angin menyebabkan api membesar dan merembat. Kejadian kebakaran terakhir kemarin pada tanggal 5 Juli 2018. Pada hari itu, ada dua kejadian kebakaran. Kejadian pertama Dukuh Cikaran RT.02/RW.06 Desa Lau, Kecamatan Dawe. Kejadian kebakaran sekitar pukul 10:00 WIB itu bermula dari pembersihan/pembakaran slamper (daun tebu), karena cuaca yang panas serta hembusan angin membuat api cepat membesar dan merambat lahan tebu milik Suwoto. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 10:30 WIB. Kejadian kedua, di Desa Soco RT.02/RW.06 Jalan Kaliyetno Kecamatan Dawe. Kebakaran terjadi pada pukul 10:00 WIB. Api membakar gudang gula dan mesin penggilingan. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 17.00 WIB. Kepala BPBD Kabupaten Kudus Bergas C Penanggungan mengatakan pada musim kering seperti ini rawan terjadi kebakaran. Dimana hampir semua wilayah di Kudus rawan baik itu dipermukiman, gudang tebu maupun lahan tebu. "Sejak awal Juli sudah ada delapan kali kebakaran, bahkan kemarin dua kali kejadian kebakaran lahan tebu didesa Piji dan gudang tebu di Desa Soco, Kecamatan Dawe", katanya. Ia mengatakan, penyebab kebakaran pada lahan tebu maupun gudang tebu, rata-rata akibat human eror. Hal itu terutama puntung rokok yang dibuang sembarangan, ada juga anak-anak yang bermain petasan. "Daun (selamper) tebu yang kering mudah tersulut api sehingga cepat merembet. Makanya jangan membuang puntung rokok atau hal-hal yang dapat memicu kebakaran," ungkapnya. Untuk antisipasi, pihaknya menyiagakan tim khusus yang siaga selama 24 jam. Agar setiap ada kejadian kebakaran dapat segera tertangani. "Meski yang terbakar lahan tebu tetap kami berupaya pemadaman secepatnya sebab lahan tebu tersebut banyak yang dekat dengan pemukiman warga," imbuhnya Pihaknya mengimbau warga untuk selalu waspada terhadap penyebab bencana kebakaran baik itu di permukiman, di lahan-lahan tebu dan hutan. Dengan tidak membuang puntung rokok sembarangan, mematikan sisa-sisa api unggun ketika berkemah di Gunung maupun tidak membakar sampah didekat lahan tebu. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar