Kamis, 28 Maret 2024

Pesta Syukur, Nelayan Juwana Arak Larung Sesaji

Cholis Anwar
Senin, 2 Juli 2018 13:13:25
Larung sesaji diarak keliling Desa Bendar dan diikuti oleh ratusan warga setempat. (MuriaNewsCom/Cholis Anwar)
Murianews, Pati - Berbagai cara dilakukan para nelayan Kecamatan Juwana, Pati, untuk memanjatkan rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki dari lautan. Tepatnya di Desa Bendar, setiap tahun mereka menyelenggaraan pesta sedekah laut dan mempersembahkan sesaji kepada empunya laut, yakni dengan mengarak dua kepala kambing ke tengah Laut Jawa. Masyarakat setempat menyebutnya “larung sesaji”. Dengan menyediakan dua replika kapal yang di dalamnya, masing-masing berisi kepala kambing, bunga tujuh rupa, pisang raja dan berbagai persyaratan sesaji lainnya, diarak keliling desa yang diikuti dengan berbagai pesta kerakyatan. Ratusan warga Bendar, berbondong-bondong datang ke halaman kantor balai besa setempat sebagai titik kumpul pemberangkatan. Mereka datang dengan aneka kostum yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Diiringi dengan lagu tradisional Jawa, ratusan warga itu berjalan mengelilingi Desa Bendar sembari mengarak sesaji yang nantinya akan dilarungkan ke laut lepas. “Tradisi larung sesaji ini merupakan warisan para pendahulu. Dulu pada tahun 1964, di Kecamatan Juwana ini, hanya Desa Bendar yang melaksanakan larung sesaji. Adapun kepala yang dipersembahkan adalah kepala kambing. Namun, ada juga yang menggunkan kepala kerbau,” ujar Jamari, Ketua Panitia Sedekah laut Desa bendar, Juwana, Senin (2/7/2018). Tidak hanya itu, lanjut Jamari, prosesi pengaraan larung sesaji ini diikuti oleh seluruh warga Desa Bendar, terutama mereka yang berprofesi sebagai nelayan. Sebab, itu merupakan bentuk rasa syukur atas karunia Tuhan yang telah diberikan kepada manusia. Karena laut sebagai wilayah mata pencaharian warga setempat, sesaji tersebut diarak ke laut lepas. Namun, sebelum replika kapal lengkap dengan sesaji di dalamnya itu dilepas ke laut, warga yang dipimpin dengan tetua adat, melakukan prosesi doa bersama, meminta kepada Tuhan agar selama mencari rezeki di lautan, berikan keamanan dan rezeki melimpah. “Satu-satunya tujuan kami melakukan ritual larung sesaji ini, selain sebagai bentuk rasa syukur, kami juga berdoa kepada Tuhan agar diberikan keselamatan ketika berlayar,” imbuhnya. Ketika sesaji sudah dilarungkan, maka tidak boleh ada orang yang mengambilnya lagi. Sebagaimana dalam tradisi, memberikan tidak boleh berharap akan mendapatkan imbalan, yakni harus dilakukan penuh dengan keikhlasan. “Yang namanya pesta sedekah laut, tentu kami memberikan persembahan kepada empunya laut. Harapannya, karena warga kami sebagian besar adalah nelayan, kami berharap mereka senantiasa dalam lindungan Tuhan,” tandasnya. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar