Banyak Peminat, Sarung Batik Khas Kudus Jadi Buruan Selama Ramadan
Dian Utoro Aji
Sabtu, 26 Mei 2018 14:02:35
Menurut Ummu Asyiati, permintaan sarung batik khas Kudus pada hari-hari biasa hanya berkisar tujuh helai sarung. Namun bulan Ramadan ini produksi sarung batik khas Kudus mencapai 10 helai sarung. Hal itu ada peningkatan 3 helai serung dalam seharinya.
“Menghadapi bulan puasa Ramadhan kami memang memproduksi sarung batik khas Kudus hingga 100-an helai untuk mengantisipasi ketika ada lonjakan permintaan,” kata dia kepada MuriaNewsCom, Kamis (24/5/2018).
Ia mengatakan proses pembuatan sarung batik cap dengan motif khas Kudus, membutuhkan proses yang lama. Karena, mulai dari proses pengecapan, kemudian proses colet atau pewarnaan, gambar, motif-motif membutuhkan warna berbeda.
“Tahapan selanjutnya, kembali dilakukan proses pengecapan, baru dilakukan proses peluruhan warna. Sehingga membutuhkan waktu yang lama, " kata dia.
Ia menyebutkan, proses pembuatan sarung batik cap khas Kudus berbeda ketika pemesan yang sebatas pewarnaan celup. Karena pembuatan sarung pewarnaan celup lebih mudah dan tidak rumit. Bahkan dalam sehari mampu memproduksi hingga 20-an helai sarung.
“Akan tetapi, saat ini peminatnya lebih banyak menginginkan pewarnaan colet atau diwarnai secara manual untuk gambar-gambar tertentu," ujarnya.
Untuk harga jual sarung batik cap dengan motif khas Kudus bermacam-macam. Mulai yang paling murah Rp 350.000 per potong, dan paling mahal Rp 500.000 per potong. Sedangkan untuk motif sarung batik yang disediakan mencapai 10-an motif. Motif itu diantaranya motif menara liris cengkeh tumpal ukir, tumpal tales, buket dari mulai beras kecer hingga kembang randu.
“Produk sarung batik yang dijual, selain masih dalam bentuk bahan juga disediakan sarung siap pakai karena sudah dijahit terlebih dahulu,” pungkasnya.
Sementara itu, pembeli sarung batik cap khas Kudus tidak hanya dari masyarakat Kudus. Mereka melainkan ada pula dari luar Kudus, seperti dari Semarang, Surabaya, bahkan Jakarta.
Editor : Supriyadi