Kamis, 28 Maret 2024

Tarian Erotis Klub Motor di Pantai Kartini Bikin Geger, Polisi Didesak Usut Tuntas

Padhang Pranoto
Minggu, 15 April 2018 14:26:09
Aksi turun ke jalan oleh warga masyarakat menuntut agar pornoaksi yang dilakukan di ajang ultah klub motor di Pantai Kartini bisa dituntaskan, Minggu (15/4/2018). (istimewa)
Murianews, Jepara - Aksi tarian erotis yang terjadi di Pantai Kartini saat ultah klub motor‎, Sabtu (14/4/2018), mengundang keprihatinan sejumlah pihak. Kali ini pegiat Yayasan Kartini dan Dewan Kesenian Daerah (Jepara) turut angkat bicara. Hadi Priyanto Ketua Yayasan Kartini Indonesia menganggap, aksi tersebut bertolak belakang dengan semangat emansipasi dan cita-cita RA Kartini. Selain itu, ia menyayangkan tari erotis itu bertepatan dengan hari suci umat Islam, Isra' Mi'raj. "Acara itu berlawanan dengan semangat kesetaraan yang dibawa oleh Kartini. Melanggar peraturan perundang-undangan terkait pornoaksi, menimbulkan keresahan masyarakat dan sama sekali tidak mendidik bagi keluarga, khususnya anak-anak," ucap Hadi melalui pesan singkat, Minggu (15/4/2018). Dalam kesempatan itu, ia dan beberapa elemen warga juga menyempatkan diri turun ke Tugu Kartini‎ Jepara, untuk berorasi, menyampaikan unek-uneknya. Ia menambahkan, kejadian ini dapat membawa dampak buruk bagi pariwisata Jepara. Lantaran, wisata menjadi fokus utama Pemerintah Kabupaten Jepara, yang kini dipimpin Ahmad Marzuqi dan Dian Kristiandi. Ia menambahkan, mendukung langkah polisi untuk memroses insiden ini secara hukum. "Kami juga mengimbau kepada semua pihak dan warga masyarakat menyikapi kejadian ini secara proporsional dan tetap dilandasi semangat damai," paparnya. Terpisah, Sekretaris DKD Jepara Rhobi Sani mengungkapkan hal serupa. Ia melihat aksi erotisme yang ditunjukan, menyinggung seniman di Bumi Kartini. Lantaran, insiden pembatasan pentas hiburan dangdut, yang terjadi belakangan ini. Ia menyebut selama ini seniman dangdut Jepara telah menjaga, agar tak bersinggungan pornoaksi. "Ketika aktivitas berkesenian dibatasi, pentas hiburan dangdut dan band tidak boleh (diselenggarakan) malam hari, biduan harus berpakaian sopan, musik dangdut tak boleh menggunakan DJ. Tapi ini malah ada pertunjukan sexy dance yang hanya mengenakan pakaian minim, dan itu di tempat umum, obyek wisata. Hal ini menyinggung seniman-seniman di Jepara, terutama penyanyi dan musisi dangdut," tegasnya. Namun pihaknya menyanjung kinerja Polres Jepara yang langsung sigap menangani perkara ini. Hal ini juga dinilai DKD Jepara sebagai pelajaran bagi kelompok kesenian lain di Jepara. "‎Kepada teman-teman seniman, kita percayakan sepenuhnya proses hukum kepada kepolisian. Mari berkesenian yang santun dan bijak," pungkas Rhobi. Baca : Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar