Jumat, 29 Maret 2024

Harga Bawang Merah di Kudus Tembus Rp 35 Ribu Per Kilogram 

Cholis Anwar
Senin, 9 April 2018 10:31:38
Salah satu pedagang di Pasar Kliwon sedang menjajahkan dagangannya, Senin (9/4/2018). (MuriaNewsCom/Cholis Anwar)
Murianews, Kudus - Harga bawang merah di Kabupaten Kudus mulai merangkak naik. Kenikan terjadi sejak sepekan lalu yang semula hanya Rp 25 ribu, saat ini sudah Rp 35 ribu perkilogramnya. Hal yang sama juga terjadi pada daun kul dan tomat. Hanya, kenaikan keduanya tidak begitu signifikan. Berdasarkan pantauan MuriaNewsCom di Pasar Kliwon, Kudus, kenaikan sangat signifikan adalah pada bawang merah. Sementara untuk sembako yang lainnya, seperti cabai, bumbu dapur dan yang lainnya relatif stabil. Hanya, kenaikan ini diperkirakan tidak berlangsung lama. Sugiyanti (38) salah seorang penjual sembako di Pasar Kliwon mengatakan, kenaikan harga sembako memang tidak bisa diprediksi. Sebab, satu hari bisa naik, hari berikutnya bisa turun. Tetapi untuk sepekan ini, harga bawang merah merajai pasaran. "Bawang putih saja baru turun beberapa hari ini. Padahal, dua pekan yang lalu harganya mencapai Rp. 60 ribu. Makannya tidak bisa di pastikan," ungkap Sugiyanti saat dutemui di kiosnya, Senin (9/4/2018). Mengenai penyebab naiknnya harga bawang merah ini, pihaknya mengaku tidak mengetahui secara pasti. Sebab, harga dari pengepul sudah berangsur naik. Sementara dari petani, harganya sudah tinggi. "Kami hanya membeli dari pengepul, mungkin kakau dari petani langsung, harganya sesikut lebih murah. Tapi itu kan ribet, harus datang dulu ke petani, memesan, lalu bisa menjualnya," imbuh Sugiyanti. Senada juga dikatakan oleh Sulasmi (58) yang juga penjual bawang merah di Pasar Kliwon. Dia mengaku, sejak bawabg merah naik, hanya sedikit pelanggan yabg membeli dagangannya. Bahkan, kondisi pasar sayur tiap hari berangsur sepi. "Mau bagaimana lagi, kondisinya memang seperti ini. Ada pembeli kami bersyukur, tak ada pembeli kami bersabar. Untuk saat ini kami hanya bisa pasrah," keluhnya. Menurutnya, harga sembako yang tudam menentu ini juga menentukan nasib pedgang. Pasalnya, terjadang pedagang membeli sembako pada saat harga swdabg naik. Dua hari kemudian harganya turun. Tentu pedagang di pasara  akan rugi banyak. "Untung dan rugi itu memang pasti. Tetapi yang namanya pedagang, kalau rugi trus kan kasihan. Ya, ada kalanya untung, ada kalanya rugi," jelasnya. Dia berharap semua harga sembako bisa stabil, sehingga pembeli maupun penjual sama-sama diuntungkan. Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar