Jumat, 29 Maret 2024

Soal Puisi Azan Gus Mus, Ganjar : Saya Senang Dia Mengakui Kedunguannya

Murianews
Senin, 9 April 2018 10:21:42
Ganjar-Taj Yasin saat bersilaturahmi dengan Gus Mus beberapa waktu lalu. (dok)
Murianews, Semarang – Calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo diserang dengan isu SARA saat membacakan puisi karya Gus Mus berjudul 'Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana?'. Puisi itu dibacakan Ganjar dalam program Kandidat Bicara yang ditayangkan salah satu stasiun TV nasional, awal Maret lalu. Ganjar dituding menista agama. Tudingan dilayangkan host salah satu program acara TV One, Muhammad Agung Izzulhaq. Dalam akun twitternya @agungizzulhaq menyebut puisi yang dibacakan Ganjar menghina Islam dan penciptanya adalah orang dungu. Namun belakangan, Agung nampak menyesali postingannya setelah tahu bahwa pencipta puisi tersebut adalah Gus Mus. Agung pun meminta maaf kepada Gusmus dan Ganjar. Permintaan maaf juga disampaikan melalui akun twitternya. Namun postingan tersebut sudah kadung menyebar dan jadi polemik. Meski demikian, Ganjar menyatakan tak akan mengambil langkah hukum. Ia bahkan mengaku memaafkan Agung. "Saya senang yang bersangkutan mengakui kedunguan dan meminta maaf. Karena sudah minta maaf komunikasi dengan saya ya saya maafkan," kata Ganjar. Ganjar pun menganggap persoalan sudah selesai dan tak perlu diperpanjang. "Karena saya tidak ada yang seperti diomongkan mereka. Ya saya anggap sudah selesai," katanya. Tudingan yang dialamatkan padanya itu pun menurut dia, hanya dihadapi dengan santai. Ganjar juga meminta masyarakat Jateng tetap menjaga kerukunan dan tidak terprovokasi isu SARA. "Bagaimana saya berpasangan dengan seorang gus putra kiai masak kita melecehkan. Kita saja berbicara membangun Jawa Tengah material spriritual jadikan satu," ujarnya. Sementara itu, calon wakil gubernur yang berpasangan dengan Ganjar, Taj Yasin menyebut ada sekelompok orang yang berupaya memfitnah pasangan Ganjar-Yasin. Meski demikian, ia meminta para pendukung tidak balik menyerang dengan hal yang sama. "Fitnah yang beredar adalah Ganjar-Yasin menista agama. Itu tidak benar. Mari kita jawab dan respon isu seperti itu secara bersih, santun. Jangan balas fitnah dengan fitnah," terang Gus Yasin. Baca : Tim Ganjar Laporkan Penyebar Isu SARA Puisi Gus Mus ke Polda Jateng Hal yang sama juga dikatakan Ketua DPW PPP Jateng Masrukhan Syamsurie, Ia menilai, mencuatnya puisi karya Gus Mus tersebut merupakan pola serangan yang hanya ingin mangganggu ketenangan dan ketenteraman di Jateng. Menurut dia, isu Ganjar tidak pro Islam terkesan mengada-ada karena seperti sengaja ditarik-tarik dalam sentimen puisi Sukmawati. “Hari ini adanya upaya utk menarik-narik sentimen puisinya Sukmawati dengan pembacaan puisi karya Gus Mus yang dibaca oleh Ganjar Pranowo,” kata Masrukhan. Ia menyesalkan adanya wacana antiislam yang dikembangkan pihak-pihak tak bertanggung jawab. Dijelaskannya, puisi Gus Mus dibuat pada 1987-an. Masa dimana rezim orde baru masih berkuasa. “Saya tahu persis puisi itu menunjukkan sikap protes yang sangat khas terhadap kondisi politik rezim yang represif,” terangnya. Menurut Masrukhan, isu ini merupakan gejala yang tidak sehat dan harus dihentikan. Karena bisa menciderai keberlangsungan kompetisi antara Ganjar Yasin dan Sudirman Ida. “Ini Jawa Tengah Mas dan bukannya DKI yang pilkadanya diwarnai sentimen Sara, dan Ganjar bukannya Sukmawati dan puisi yg dibacakannya karya ulama besar yg sangat berpengaruh Gus Mus,” tegasnya. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar