Kamis, 28 Maret 2024

Sering Diserang Sudirman Soal Kartu Tani, Begini Jawaban Ganjar

Murianews
Senin, 12 Maret 2018 16:06:23
Ganjar Pranowo ketika mengunjungi pengecer pupuk di Pemalang, Senin (12/3/2018). (istimewa)
Murianews, Pemalang – Calon Gubernur Jateng Sudirman Said sering menyebut jika program Kartu Tani menyusahkan petani. Bahkan mantan Menteri ESDM ini bereencana merombak program andalan cagub petahana Ganjar Pranowo tersebut. Salah satu alasan yang disebut Sudirman Said yakni program Kartu Tani justru membuat petani kesulitan untuk mendapatkan atau menebus pupuk bersubsidi. Namun Ganjar Pranowo punya pendapat lain. Ganjar menyebut jika susahnya petani mendapatkan pupuk bersubsidi bukan karena Kartu Tani, melainkan karena alokasi pupuk dari pemerintah pusat ke Jateng yang kurang. Senin (12/3/2018) hari ini, Ganjar mengunjungi sejumlah kios pengecer pupuk di Pemalang. Dalam kunjungan itu, para pemilik kios menyebut jika pembelian pupuk dengan kartu tani tidak sulit. Bagi petani yang sudah memiliki Kartu Tani, pembelian bisa dengan uang cash. Petani tidak perlu memiliki tabungan di bank. Bagi yang belum memiliki kartu pun tetap bisa membeli dengan membawa KTP dan SPPT lahan yang digarap. Justru kesulitan pengecer karena suplai pupuk dari pabrik sangat kurang. Akibatnya para petani tidak bisa mendapatkan pupuk sesuai kebutuhan. "Ya akhirnya harus dibagi-bagi sesuai yang ada," kata Siti Lestari, pemilik kios Sugeng Tani di Pasar Kalimas, Pemalang. Hal yang sama diungkapkan Roimah, pemilik kios Muliana Tani, Desa Kejene, Randudongkal, Pemalang. "Kalau petani sawah tidak ada masalah dengan Kartu Tani, semua bisa membeli meski stoknya terbatas, cuma petani jagung yang belum mendapat karena usulan RDKK belum ada," katanya. Ganjar kemudian menelepon beberapa pejabat di Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jateng. Ia mendapatkan informasi bahwa alokasi pupuk dari Kementerian Pertanian tidak sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) petani. Sebagai contoh, pupuk urea cuma turun 90 persen dari RDKK, SP-36 malah hanya sekitar 48 persen. Begitu juga dengan NPK Phonska dan ZA yang turunnya jauh lebih kecil dari RDKK. Baca juga:  Dari informasi tersebut, Ganjar menelepon Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Suara Amran bisa didengar seluruh petani dan pengecer karena di-loudspeaker. Ganjar menyampaikan alokasi pupuk yang kurang. Selain itu juga perihal pupuk untuk petani jagung yang belum ada jatahnya. Dalam sambungan telepon itu. Amran mengatakan akan menambah suplai pupuk di Jateng. Ia bahkan langsung menghubungi pimpinan pabrik pupuk, agar segera datang ke Pemalang menyelesaikan masalah tersebut. "Saya sudah telepon dirutnya, besok segera datang ke Pemalang pak gub," kata Amran. Kepada wartawan, Ganjar mengatakan, persoalan Kartu Tani saat ini telah dipolitisasi sehingga seolah-olah menyusahkan petani. Padahal di lapangan, fakta sebenarnya tidak seperti itu. "Bahwa masih dibutuhkan waktu untuk penyesuaian, ya. Tapi kesulitan pupuk rupanya lebih dikarenakan kurangnya suplai yang dikirim dari pabrik," pungkasnya. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar