Jumat, 29 Maret 2024

Kisah Sutopo, Penemu Ratusan Fosil Purba di Situs Patiayam Kudus

Padhang Pranoto
Selasa, 6 Maret 2018 10:37:39
Sutopo menunjukan temuan gigi gajah (tangan kiri) dan pecahan gading gajah (tangan kanan) yang ia temukan tak sengaja, ketika berladang, Senin (5/3/2018). (MuriaNewsCom/Padhang Pranoto)
Murianews, Kudus - Situs Patiayam di Desa Terban, Kecamatan Jekulo, dikenal menyimpan fosil binatang purba. Satu yang pernah ditemukan adalah fosil gajah purba atau Stegodon. Kebanyakan penemunya adalah warga setempat, yang tak sengaja nemu saat sedang berladang. Seperti diungkapkan oleh Sutopo (39), ia adalah warga Desa Terban yang mengaku telah ratusan kali menemukan fosil. Ketika dikunjungi MuriaNewsCom, ia sedang bersantai setelah mengantarkan istrinya berbelanja ke pasar. Ia kemudian bercerita mengenai awal mula penemuan fosil, di sebuah wilayah yang bernama Geneng Slumprit. "Dulu nemunya tak ingat tahun berapa pertama kali. Tapi pas itu memang tak sengaja, wong pas itu mau menanam terus ada benda seperti tulang, setelah saya turut kok semakin banyak," kenangnya, Senin (5/3/2018) sore. Ia mengaku tak tahu persis, kapan mulai menemukan fosil tulang binatang purba. Namun seingatnya, kegiatan tersebut baru dilakoni saat anaknya yang kedua lahir. Namun demikian, Sutopo mengaku tidak sepenuhnya fokus menjadikan perburuan fosil sebagai pekerjaan utama. "Kayaknya itu baru tahun 2007 pas anak kedua lahir, saya mulai menemukan banyak fosil. Kalau sebelumnya abai, pas waktu itu lebih hati-hati kalau ada tanda-tanda fosil yang terpendam dalam tanah. Sampai sekarang ya tidak dijadikan yang utama (pekerjaan), aslinya saya ya serabutan, menanam ini itu," tambahnya. Dirinya mengaku, sejak zaman orang tuanya dulu penemuan fosil sebenarnya sudah ada. Namun waktu itu, orang-orang kampungnya tak menggubris jika ada menemukan fosil. Selain karena pengetahuan yang masih dangkal, kala itu, belum ada perhatian dari pemerintah. Perhatian yang dimaksud adalah kompensasi ketika warga menemukan tulang belulang. "Dulu warga menyebutnya balung buta (tulang raksasa) belum tahu kalau itu fosil binatang," terangnya. Selain fosil binatang, Sutopo juga sempat menemukan struktur kaki manusia di Kaliwuluh. Hal itu kemudian langsung ia komunikasikan dengan pengurus museum Patiayam. "Terakhir saya nemu (fosil) itu seminggu yang lalu (25/2/2018). Tapi itu kecil seukuran handphone itu (sambil menunjuk handphone Blackberry seri Q10). Saya sendiri sampai malu, wong biasanya nyetor besar-besar," urainya. Sutopo mengaku dari penemuan fosil tersebut, ia sering diganjar dengan uang kompensasi dari Museum Patiayam. Yang terbesar, ia pernah mendapatkan uang sebesar Rp 7.500.000. Di museum Patiayam sendiri, tersimpan ratusan fragmen fosil yang ditemukan warga Desa Terban. Satu diantaranya rahang stegodon yang ditemukan oleh Rakijan Mustofa, pada Juni 2009. Fosil tersebut ditemukan di Bukit Gondorio, Patiayam dengan panjang 59 sentimeter, lebar 57 sentimeter dengan ketebalan 29 sentimeter‎. Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar