Kamis, 28 Maret 2024

Fisik Kurang Sempurna, Warga Desa Bugel Grobogan Ini Butuh Bantuan

Dani Agus
Senin, 5 Maret 2018 19:11:43
Siti Muayanah bersama ayahnya Mualim saat duduk santai di teras rumahnya, Senin (5/3/2018). (MuriaNewsCom/Dani Agus)
Murianews, Grobogan - Meski kondisinya terlihat sehat namun Siti Muayanah, warga Desa Bugel, Kecamatan Godong ini tidak bisa beraktivitas seperti rekan-rekannya. Hal ini terjadi karena perempuan berusia 18 tahun itu memiliki fisik yang kurang sempurna. Yakni, tidak memiliki pergelangan dan jari pada kedua tangannya. Demikian pula, pada kedua kakinya juga tidak punya pergelangan dan jari. Kondisi fisik yang kurang sempurna itu sudah dimiliki Muayanah sejak dilahirkan. Muayanah merupakan anak kedua dari tiga bersaudara yang semuanya perempuan. Kakaknya Atmini, sudah menikah dan sekarang berdomisili di Cepu, Blora. Sedangkan adiknya Rizkia, ikut familinya di Godong. Muayanah merupakan anak pasangan Mualim (47) dan Siti Amiyatun. Ibunya sudah meninggal saat melahirkan Rizkia tahun 2006 lalu. Dalam beberapa tahun terakhir, Muayanah sempat dirawat oleh neneknya. Namun, sekarang ini, ia hanya tinggal berdua dengan ayahnya karena neneknya sudah meninggal dunia, sekitar tiga bulan lalu. Keduanya tinggal di sebuah rumah kecil berdinding kayu di piggiran saluran irigasi. Ironisnya, rumah peninggalan dari ayah Mualim itu didirikan bukan pada lahan pribadi tetapi merupakan tanah milik Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jateng. Dengan keterbatasan itu, Mualim berharap agar Siti Muayanah mendapatkan bantuan. Salah satu bantuan yang diharapkan adalah kaki palsu yang bisa membantu mengembalikan aktivitas Siti Muayanah. ”Dulu pernah punya kaki palsu tetapi sudah lama tidak dipakai. Soalnya, sekarang ukuran kaki palsunya sudah tidak pas. Saya harap, ada bantuan kaki palsu untuk Siti Muayanah,’’ ujar Mualim. Untuk kebutuhan sehari-hari, Mualim masih bisa mencukupi meski pas-pasan. Kesehariannya, Mualim hanya bekerja jadi kuli panggul di Pasar Godong. Selain itu, ia juga mengais rezeki dari sebuah becak tua yang dimiliki. ”Terkarang saya dapat penghasilan jadi tukang gali kubur. Kebetulan, rumah ini dekat dengan pemakaman dan saya sering diminta untuk bantu gali kubur ketika ada orang meninggal. Namun, saya tidak pernah mematok harga dari jasa ini,” katanya. Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar