Jumat, 29 Maret 2024

Tak Kunjung Ditangani, Kondisi Jembatan di Karangsono Grobogan Bikin Was-was

Dani Agus
Rabu, 21 Februari 2018 19:10:05
Sejumlah warga tetap memanfaatkan jembatan di Desa Karangsono, Kecamatan Karangrayung meski kondisinya sudah mengenaskan, Rabu (21/2/2018). (MuriaNewsCom/Dani Agus)
Murianews, Grobogan - Jembatan penghubung antardusun di Desa Karangsono, Kecamatan Karangrayung yang sebelumnya ambrol, saat ini kondisinya makin mengenaskan. Hal ini terjadi akibat tanah di salah satu ujung jembatan longsor tergerus air sungai. Kondisi ini menyebabkan, landasan darurat yang terbuat dari bambu terlihat melengkung. Meski demikian, warga tetap memanfaatkan jembatan untuk akses menuju dusun seberang. Namun, akses jembatan hanya bisa dilalui pejalan kaki. Kondisi jembatan yang bikin trenyuh sempat diunggah warga melalui media sosial. Dalam foto tersebut terlihat seorang ibu-ibu membantu beberapa anak sekolah yang akan menyeberangi jembatan. Warga berharap agar kerusakan jembatan segera ditangani karena sudah berlangsung cukup lama. Selain penghubung antardusun, jembatan tersebut menjadi akses jalan antardesa di dua kecamatan. Yakni, antara Desa Karangsono, Kecamatan Karangrayung dengan Desa Suru, Kecamatan Geyer. Akibat kerusakan jembatan ini, warga harus melewati jalur lain yang jaraknya sekitar 5 kilometer untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Jembatan itu mulai ambrol pada bulan November tahun 2016 lalu dan hingga saat ini belum ditangani. Lokasi jembatan berada di wilayah Dusun Wonorejo, Desa  Karangsono. Jembatan tersebut berada diatas Sungai Pesanggrahan yang merupakan anakan dari Sungai Serang. Jembatan itu panjangnya 24 meter dengan lebar 3 meter. Ambrolnya jembatan itu disebabkan tanah penyangganya longsor sedikit demi sedikit akibat meluapnya air sungai dan guyuran air hujan. [caption id="attachment_138017" align="alignleft" width="288"] Tumpukan sampah menyumbat aliran sungai usai hujan deras yang mengguyur Grobogan. (MuriaNewsCom/Dani Agus)[/caption] Dampak longsor menyebabkan salah satu tiang penyangga patah dan mengakibatkan separuh landasan ambrol. Untuk upaya darurat, warga untuk menyambungkan jembatan yang ambrol dengan puluhan batang bambu. Selain dipakai untuk tiang penyangga, bambu juga dipakai untuk landasan jembatan. “Fungsi jembatan ini memang cukup vital. Karena jadi akses warga Karangsono ke Desa Suru yang masuk wilayah Kecamatan Geyer,” kata Camat Karangrayung Hardimin, Rabu (21/2/2018). Pihaknya sudah melaporkan ke dinas terkait agar segera ada penanganan. Ini lntaran, jembatan itu sangat dibutuhkan. Terutama, jadi akses masuk mobil untuk membawa hasil pertanian khususnya sayuran yang akan dijual di Purwodadi. “Untuk saat ini pihak desa belum memungkinkan untuk memperbaki jembatan karena butuh dana cukup besar. Kami butuh dukungan dari Pemkab, provinsi atau pusat untuk perbaikan jembatan,” jelasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Grobogan Subiyono menyarankan agar pihak desa mengajukan permohonan bantuan khusus ke provinsi melalui bupati untuk perbaikan jembatan. Hal itu bisa dilakukan seperti di Desa Tanjungsari, Kecamatan Kradenan yang dapat bantuan pembangunan jembatan gantung. “Jembatan itu merupakan aset desa sehingga perbaikan jadi tanggung jawab desa. Namun, pihak desa bisa mengajukan bantuan khusus jika memang kekurangan dana. Nanti akan kita cek dan fasilitasi untuk pengajuan bantuan,” katanya. Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar