Selasa, 19 Maret 2024

Kelenteng dan Musala di Kendal Ini Seolah Menyatu, Warganya Sangat Rukun

Murianews
Rabu, 14 Februari 2018 11:09:01
Gapura yang menunjukkan kerukunan etnis Tionghoa dan muslim di Kendal. (kompas.com)
Murianews, Kendal – Di Kabupaten Kendal, terdapat satu-satunya kelenteng yang menjadi tempat ibadah bagi tiga agama, yakni Kong Hu Cu, Tao dan Budha yang sudah berdiri sejak zaman pendudukan Belanda. Karena digunakan sebagai tempat ibadah bersama tiga agama, kelenteng ini diberi nama Tri Dharma.

Namun yang istimewa tak hanya sekadar nilai historisnya saja, melainkan lokasi kelenteng ini. Kelenteng yang berada di Dukuh Kedonsari, RT 03 RW 08, Desa Penyangkringan, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal, ini berhadapan langsung dengan musala. Musala Al Falah namanya.

Di sinilah letak istimewanya, karena kerukunan antarumat bergama di tempat ini sangat kental. Kelenteng dan musala ini hanya berjarak 50 meter. Bahkan dari jalan raya sepintas kelenteng dan musala itu menyatu menjadi satu. Karena di gapura masuk, nama musala dan kelenteng plus ornamen khas China dipasang menjadi satu.

Kelenteng ini dibangun pada zaman Belanda, dan pada tahun 1976 kelenteng ini mulai dipugar dan dibangun. Lukman Santosa, salah satu pengurus Kelenteng Tri Dharma, warga di kawasan itu sangat rukun, meski berbeda agama.

Bahkan menurut dia, jika kelenteng menggelar acara atau perayaan besar, umat muslim di sekitar kawasan itu saling bahu-membahu memberi pertolongan. “Kami hidup rukun meskipun letak kelenteng kami berhadapan dengan musala. Kami saling menghargai,” kata Lukman dilansir dari kompas.com.

Menurut dia, nama Tri Dharma pada sebuah kelenteng hanya ada di Indonesia. Di beberapa daerah ditemui kelenteng-kelenteng dengan nama ini. Menurut Lukman, sebenarnya ketiga agama ini berdiri sendiri, namun ketiganya memiliki hubungan dan saling memengaruhi.

“Istilah Tri Dharma hanya ada di Indonesia. Umat Tri Dharma beribadah di tempat yang sama, yaitu kelenteng,” ujarnya.

Kelenteng Tri Dharma, jelas Lukman, memiliki kimsien patung Baron Skeber yang berasal dari Eropa, yakni Belanda. Baron Skeber ini hanya terdapat di Kelenteng Tri Dharma Weleri.

Gambaran patung Baron Skeder dapat dilihat dari bentuknya, berhidung mancung, perawakannya kecil dan memakai jubah merah. Sedangkan Dewa atau Kongco utama dari kelenteng ini adalah Hok Thian Hian Siang Tee yang berada di altar utama.

Patung Baron Skeber, menurut Lukman, ditemukan oleh petani Grinsing Batang. Patung itu konon berada di dalam batang pohon singkong yang besar.

“Saat petani itu mau membelah batang pohon itu terkejut ketika mengenai benda keras. Ternyata benda itu adalah patung. Bekas bacokan itu, ada di patung Baron Skeder itu,” ungkapnya.

Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar