Kamis, 28 Maret 2024

Dialog Interaktif KKY Hadirkan Tiga Bapaslon Bupati-Wakil Bupati Kudus

Padhang Pranoto
Sabtu, 10 Februari 2018 16:37:38
Dialog interaktif yang diadakan oleh KKY di Kudus, Sabtu (10/2/2018). Dalam acara itu menghadirkan tiga bapaslon cabup cawabup Kudus 2018  Akhwan-Hadi Sucipto, Noor Hartoyo-Junaidi dan M.Tamzil yang hadir tanpa Hartopo.(MuriaNewsCom/Padhang Pranoto)
Murianews, Kudus - Tiga dari lima bapaslon bupati-wabup Kudus, ikut dalam dialog interaktif yang digelar oleh Keluarga Kudus Yogyakarta (KKY), Sabtu (10/2/2018). Acara yang bertempat di @hom Hotel Kudus itu, membahas tentang pelbagai masalah yang akan dihadapi calon pemimpin Kota Kretek ke depan. Tiga bakal pasangan calon yang hadir adalah Akhwan-Hadi Sucipto, Noor Hartoyo-Junaidi dan M.Tamzil yang hadir tanpa Hartopo. Sementara dua pasangan lain yakni Masan-Noor Yasin serta Sri Hartini-Bowo tak datang. Mengangkat tema "Kudus-ku, Kudus Kita, Kudus Sejahtera", acara tersebut berformat dialog partisipatif. Selain menghadirkan panelis dari kalangan akademisi, kegiatan itu juga diikuti perwakilan tokoh-tokoh masyarakat. Dalam perbincangan itu, mengemuka berbagai masalah yang dikemukakan oleh tokoh yang hadir. Seperti Budi Santosa tokoh sedulur sikep yang mengemukakan ihwal lingkungan terkait banjir dan adapula tokoh perempuan Noor Hani'ah yang menyoroti peran wanita. Adapula isu tentang kebudayaan di Kudus yang sudah mulai luntur. Ketiga bapaslon mengaku akan memperhatikan berbagai masalah yang diungkapkan oleh tokoh masyarakat. Pasangan Akhwan-Hadi Sucipto mengatakan perlu adanya upaya untuk mempertahankan budaya lokal. "Kita butuh kemajuan, namun jangan sampai hilangkan apa yang menjadi kekhasan Kudus. Seperti peribahasa pageri omahmu karo mangkok, itu jangan sampai hilang namun di luarnya kita butuh kemajuan di berbagai bidang (teknologi)," ungkapnya. Sementara itu Tamzil, mengungkapkan akan menjadi pelayan bagi warga Kudus. "Kami menyoroti pulu terkait pelayanan kepada masyarakat dan pengarusutamaan gender," urainya. Hampir serupa dengan Akhwan, Bapaslon Hartoyo-Junaidi memandang perlunya penghormatan terhadap perbedaan untuk mencipta toleransi. "Pemimpin harus memahami perbedaan seperti yang dicontohkan oleh Sunan Kudus, beliau menghargai beda bahkan melarang penyembelihan sapi," tutur dia. Isu lingkungan juga disorot tajam oleh panelis dari UGM Agus Hendratno. Menurutnya, pemimpin Kudus ke depan, perlu memperhatikan kearifan yang dicontohkan dua sunan yang ada di Kota Kretek. "Sunan Muria mengajarkan tentang lingkungan dan bercocok tanam kepada muridnya. Sementara Sunan Kudus lebih bersifat birokratif, mengajarkan tentang berdagang kepada santrinya," Dikatakannya, dua Sunan itu juga berperan dalam lingkungan. Di mana Sunan Muria menjaga vegetasi di wilayah utara, sementara Sunan Kudus menjaga daerah di bawahnya. Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar