Kamis, 28 Maret 2024

Kartu Tani Diklaim Berhasil Berantas Mafia Pupuk di Jateng

Murianews
Kamis, 25 Januari 2018 16:40:56
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo saat melaunching Kartu Tani, beberapa waktu lalu. (dok)
Murianews, Purworejo – Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyebut, penerapan Kartu Tani di Jawa Tengah berhasil menekan aksi mafia pupuk di provinsi ini. Indikasinya, sejak program itu diterapkan, sudah tak ditemukan lagi kasus penyeludupan pupuk seperti tahun-tahun sebeluymnya. Untuk membuktikannya, Ganjar melakukan pengecekan secara berkala adanya praktik penyelundupan pupuk bersubsidi tersebut. Baik melalui dinas pertanian, penyuluh pertanian, maupun bertanya sendiri kepada para petani. Seperti saat Ganjar berkunjung ke Purworejo, Kamis (25/1/2018). Dalam dialog dengan warga Desa Jono, Kecamatan Bayat, Purworejo, Kades Lubang Lor, Ganjar meminta pada petani yang tidak bisa atau kesulitan membeli pupuk untuk maju. Hingga Ganjar bertanya lima kali, tidak ada satupun yang maju ke depan. Ia pun mempertegas pertanyaannya. ”Coba sekarang saya tanya sekali lagi, di sini juga pasti ada petani, ada penyuluh pertanian, ada kepala desa juga. Sampai saat ini ada tidak petani yang susah mendapatkan pupuk?," tanya Ganjar lagi. Serempak, para tamu yang hadir itu mengatakan tidak ada. Ganjar pun berujar jika ada petani yang kesulitan mendapat pupuk, akan langsung ditelepon, biar masalahnya bisa segera diselesaikan. Ganjar mengatakan, keberadaan Kartu Tani ini adalah salah satu modernisasi pertanian. Sebab di dalam Kartu Tani terdapat data luas lahan, jumlah pupuk dan juga komoditas pertanian yang ditanam. "Jadi pemerintah juga bisa melihat komoditas yang ditanam apa. Itu bisa untuk mengetahui kalau harga naik, sebentar lagi ada yang panen atau tidak. Ini kan mempermudah," katanya. Dikatakannya, ide kartu tani didasari oleh dua hal. Yakni maraknya penyelundupan pupuk bersubsidi yang mengakibatkan kelangkaan pupuk di suatu wilayah. Selain itu data petani yang amburadul sehingga program bantuan pertanian sering tidak tepat sasaran. Berdasarkan data Sistem Informasi Pertanian Indonesia (SINPI) jumlah petani di Jateng (per Desember 2017) sebanyak 2.576.676 orang dan luas lahan pertanian 1.386.062 hektare. Sampai saat ini Kartu Tani yang telah tercetak sebanyak 2.228.839 lembar. Dari jumlah tersebut telah dibagikan kepada petani sebanyak 2.147.454 lembar. Artinya sudah 96 persen terdistribusi. Meski demikian, diakuinya beberapa kekurangan dalam penerapan Kartu Tani masih ada. Sebab sebuah sistem baru tidak mungkin bisa langsung terlaksana sempurna 100 persen. Selain penyempurnaan sistem yang terus dilakukan, keberhasilan kartu tani juga membutuhkan dukungan dari petani untuk mengubah paradigma dari pertanian tradisional ke pertanian modern. Program Kartu Tani yang diinisasi oleh Jawa Tengah tersebut, kini pun telah diadopsi pemerintah pusat. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar