Jumat, 29 Maret 2024

DKK: Kasus DBD di Jepara Menurun

Padhang Pranoto
Rabu, 20 Desember 2017 15:30:56
Ilustrasi
Murianews, Jepara - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jepara menurun. Hingga Desember 2017 ada 256 kasus dengan satu orang meninggal. "Jika dibandingkan dengan tahun lalu (2016) ada 736 kasus DBD dengan enam orang meninggal, saat ini jauh menurun kasusnya," tutur Kabid pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) DKK Jepara dr. Fakhrudin, Rabu (20/12/2017).  Menurutnya, penurunan kasus demam berdarah di Bumi Kartini tidak lepas dari kerja keras petugas puskesmas di seluruh kecamatan. Selain melakukan sosialisasi bahaya DBD, adapula kegiatan abatesasi (pemberian obat abate) secara gratis kepada warga.  Namun demikian, ia menyebut semua program tersebut tidak akan berhasil tanpa ikut serta aktif dari masyarakat.  "Yang terpenting adalah melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Kalau untuk fogging (pengasapan) merupakan tindakan terakhir untuk memberantas nyamuk-nyamuk dewasa. Sedangkan untuk membasmi jentiknya tetap diperlukan penanganan dari warga," urai dia.  Lebih lanjut, ia meminta warga untuk mewaspadai adanya oknum yang memperjual-belikan obat Abate. Menurutnya, obat pemberantas jentik nyamuk itu dapat diperoleh secara gratis dengan menghubungi puskesmas setempat.  Sementara itu, Programmer DBD Kabupaten Jepara Widhiyanto mengimbau warga untuk senantiasa waspada akan penyakit tersebut. Lantaran, seringnya hujan yang mengguyur berpotensi menyebabkan genangan air yang menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti.  "Yang perlu diwaspadai adalah hujan yang turun secara sporadis, artinya kadang hujan kadang tidak. Hal itu akan menyebabkan genangan banyak dihuni oleh nyamuk. Kalau hujan terus-terusan air masih berpotensi untuk mengalir. Namun tetap saja kita harus waspada," urainya.  Dirinya memperingatkan, kasus DBD rentan menyerang daerah perkotaan. Hal itu karena, kawasan tersebut cenderung memiliki denah permukiman padat dan mobilitas penduduknya tinggi. Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar