Jumat, 29 Maret 2024

Kafilah Jateng Berhasil Gusur Dominasi Jatim di MQK Nasional 2017

Murianews
Rabu, 6 Desember 2017 13:58:53
Sekda Jateng Sri Puryono menyerahkan piala terhadap pemenang MQK ke-VI di Ponpes Balekambang, Jepara, Selasa (5/12/2017) malam. (Humas Pemprov Jateng)
Murianews, Semarang - Kafilah Jawa Tengah berhasil menjadi juara umum dalam Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Tingkat Nasional ke-VI tahun 2017 yang digelar di Pondok Pesantren (Ponpes) Roudlotul Mubtadi’in Balekambang, Desa Gemiring Lor, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara. Kontingen provinsi ini berhasil mengungguli Jawa Timur yang selalu menjadi juara umum sejak MQK kali pertama digelar pada 2012. Dalam MQK Nasional tahun 2017 ini, khafilah Jawa Timur harus puas berada di posisi kedua. Sementara, posisi ketiga ditempati Jawa Barat, diikuti Kalimantan Selatan di tempat keempat, dan Aceh urutan kelima. MQK ke-VI ditutup Selasa (5/12/2017) malam oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Sri Puryono yang mewakili gubernur. Sri Puryono menyebut sangat bangga dengan keberhasilan kafilah dari Jateng. Sri Puryono mengatakan, lomba membaca kitab kuning tingkat nasional itu tidak hanya untuk meraih prestasi. Namun juga bagian dari rangkaian pembangunan dan pembentukan karakter bangsa yang berkepribadian Pancasila. “Jadikanlah pengalaman MQK untuk terus membangun pola pikir dan perilaku yang santun serta rasional. Sehingga dapat menjadi contoh dalam memperkuat perdamaian, ketentraman, dan kerukunan,” katanya. Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamarudin Amin mengatakan, MQK merupakan wahana pengembangan kualitas akademik ponpes. Karena kitab kuning yang menjadi core bussiness-nya dijadikan dasar dan basis majelis-majelis lomba di MQK ini. Kamarudin menjelaskan kitab kuning yang ditulis oleh para intelektual muslim pada abad pertengahan, masih memiliki relevansi dan kualitas untuk terus-menerus dikaji. Kandungan kitab tersebut bahkan mengajarkan nilai-nilai toleransi dan saling menghargai. “Nilai-nilai moderatisme inilah yang terkandung dalam kitab kuning. Maka tidak heran jika ponpes yang kuat dalam kitab kuningnya cenderung memiliki pemahaman yang sangat toleran dalam sikap keberagamaannya,” ujarnya. Ditambahkan, MQK di tahun ini menunjukan peningkatan kualitas baca kitab kuning di kalangan santri yang semakin merata. Tidak hanya terfokus di Pulau Jawa, namun juga di luar Pulau Jawa, khususnya Pulau Sumatera dan Kalimantan. Selain 25 majelis yang dilombakan ada empat majelis lomba khusus, yakni dua majelis debat bahasa Arab dan dua majelis debat bahasa Inggris. “Kami berharap hasil MQK ini memberikan rasa optimisme dan semangat untuk terus memperbaiki kajian kitab kuning di ponpes yang lebih baik,” pungkasnya. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar