Murianews, Pati - Petani udang di Pati memilih panen dini sejak musim hujan tiba. Hal itu untuk menghindari kerugian akibat air hujan yang membuat udang stres.
"Udang akan mudah stres bila terkena air hujan dengan intensitas yang tinggi. Ini cukup berisiko membuat udang mati, sehingga kalau tidak dipanen akan rugi," ujar salah satu petani udang di Langgenharjo, Juwana, Abdul Naim, Senin (27/11/2017).
Selama hujan turun, sambung Naim, ketahanan udang akan menurun. Akibatnya, kualitas udang yang akan dijual di pasaran juga akan menurun.
Selain itu, pertumbuhan udang di musim penghujan juga terhambat sehingga hasilnya kecil-kecil. Kondisi itu yang membuat Naim memutuskan untuk memanen dini udangnya.
"Kalau masih nekat dilanjutkan, hasil penjualan udang kerdil akibat hujan tidak menutup biaya produksi dan perawatan. Risiko ini yang saya antisipasi," jelasnya.
Saat ini, harga bibit udang naik Rp 2 ribu per kilogram, dari Rp 20 ribu menjadi Rp 22 ribu. Dalam kondisi tersebut, petani mesti mengeluarkan biaya produksi lebih.
Dalam satu tambak, dia biasanya mampu panen 200 kilogram udang. Kepada pengepul, udang dari petani dihargai Rp 45 ribu hingga Rp 52 ribu per kilogram.
Editor: Supriyadi