Kamis, 28 Maret 2024

Cerita Warga Jateng Korban Penyenderaan di Papua yang Selamat Berkat Septic Tank

Murianews
Kamis, 23 November 2017 12:04:11
Warga Jateng korban penyanderaan di Papua tiba di Bandara A Yani Semarang, Rabu (22/11/2017) malam. (Humas Pemprov Jateng)
Murianews, Semarang - Sebanyak 43 warga Jawa Tengah yang menjadi korban sandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, Rabu (22/11/2017) malam tiba di Bandara Ahmad Yani Semarang. Mereka tiba pada pukul 19.20 WIB setelah diterbangkan menggunakan maskapai Sriwiaya Air bernomor penerbangan SJ 589. Mereka ini berasal dari Kabupaten Demak dan Rembang. Warga Rembang yang ikut rombongan yang dipulangkan sebanyak lima orang, sementara sisanya merupakan warga Desa Kedondong, Demak. Begitu tiba, mereka dipersilakan menikmati hidangan soto yang sudah disediakan dan melakukan cek kesehatan. Berdasar hasil pengecekan kesehatan, banyak eks sandera KKB yang menderita infeksi saluran pernafasan akut akibat kelelahan dan kurang nutrisi selama disekap. Salah satu korban yang mengaku trauma dengan kejadian penyekapan adalah Slamet Riyadi (26), warga Desa Kedondong, Demak. Ia mengaku sampai terperosok di septic tank karena lari ketakutan setelah dikejar oleh KKB. Namun justru itu yang membuatnya terselamatkan dari penyekapan. “Kita kan disisir dua kali. Yang kedua kalinya saya lari. Dikejar pakai senjata, sampai masuk ke septic tank. Awalnya itu saya kira kandang ayam, ternyata septic tank. Saya dalam septic tank dari jam delapan malam) sampai jam tujuh pagi,” ujarnya. Selama disekap di Kampung Longsoran Mimika Baru Papua, ia dan rekan-rekannya hanya diberi makan sehari dengan nasi putih dan garam. Untuk minum, mereka hanya mengandalkan air hujan. Belum lagi suara tembakan yang terdengar setiap malam, membuat suasana kampungnya mencekam. “Kalau malam disandera di kampung. Makan sehari cuma sekali, nasi sama garam. HP disita. Setiap hari digeledah. Kalau pagi masih bisa senyum. Tapi kalau malam sudah tidak bisa bicara. Banyak tembakan. Saya trauma dengan kejadian ini,” tuturnya. Kepala Badan Kesbangpol dan Linmas Provinsi Jateng Achmad Rofai yang menyambut kedatangan para korban sandera itu menyebut, pemerintah memfasilitasi pemulangan para korban dari Papua hingga ke rumah mereka masing-masing. Disinggung soal kelanjutan hidup mereka jika nanti membutuhkan keterampilan untuk bekal mereka bekerja di Jawa Tengah, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi siap memfasilitasi. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Wika Bintang membenarkan pernyataan tersebut. Pihaknya siap membantu memberikan bekal keterampilan yang dibutuhkan. “Nanti kalau mereka mau alih profesi, tidak mau berangkat ke sana (Papua) lagi, kemudian mau dilatih, misalnya buka bengkel, apakah mau kursus keterampilan, kalau mereka siap, kita bantu,” tuturnya. Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian, Eko Pringgo Laksito merinci, jumlah korban sandera KKP yang dipulangkan sebanyak 38 orang dari Demak, dan lima orang dari Rembang. Awalnya, korban dari Demak yang hendak dipulangkan sebanyak 39 orang. Namun, satu orang urung kembali ke Jawa Tengah. “Sudah kita belikan tiket untuk 39 orang dari Demak. Tapi, pagi-pagi satu orang mendadak membatalkan. Satu orang yang membatalkan itu bernama Kusriyanto dari Desa Kedondong,” bebernya. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar