Jumat, 29 Maret 2024

Setahun Tak Ditangani, Warga Karangsono Grobogan Sambung Jembatan Ambrol dengan Bambu

Dani Agus
Rabu, 1 November 2017 12:58:48
Seorang pengendara motor melintasi landasan jembatan yang dibuat dari bamboo di Desa Karangsono, Kecamatan Karangrayung. (MuriaNewsCom/Dani Agus) 
Murianews, Grobogan - Jembatan penghubung di Desa Karangsono, Kecamatan Karangrayung yang sebelumnya ambrol, saat ini sudah bisa dilalui meski sifatnya masih darurat. Hal itu menyusul adanya upaya warga untuk menyambungkan jembatan yang ambrol dengan puluhan batang bambu. Selain dipakai untuk tiang penyangga, bambu juga dipakai untuk landasan jembatan. ”Sejak beberapa hari lalu, warga berupaya memasang bambu untuk menyambung jembatan supaya bisa dilalui kendaraan. Karena sifatnya darurat, hanya kendaraan roda dua yang bisa melintas. Jembatan itu ambrol separuhnya. Jadi yang separuh bagian disambung bambu,” kata Camat Karangrayung Hardimin, Rabu (1/11/2017). Jembatan tersebut menjadi akses jalan antar desa di dua kecamatan. Yakni, antara Desa Karangsono, Kecamatan Karangrayung dengan Desa Suru, Kecamatan Geyer. Akibat ambrolnya jembatan ini, warga harus melewati jalur lain yang jaraknya sekitar 5 kilometer untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Jembatan itu mulai ambrol pada bulan November tahun lalu dan hingga saat ini belum ditangani. Lokasi jembatan berada di wilayah Dusun Wonorejo, Desa Karangsono. Jembatan tersebut berada diatas Sungai Pesanggrahan yang merupakan anakan dari Sungai Serang. Jembatan itu panjangnya 24 meter dengan lebar 3 meter. Ambrolnya jembatan itu disebabkan tanah penyangganya longsor sedikit demi sedikit akibat meluapnya air sungai dan guyuran air hujan. ”Fungsi jembatan ini memang cukup vital. Karena jadi akses warga Karangsono ke Desa Suru yang masuk wilayah Kecamatan Geyer,” kata Hardimin. Pihaknya sudah melaporkan ke dinas terkait agar segera ada penanganan. Soalnya, jembatan itu sangat dibutuhkan. Terutama, jadi akses masuk mobil untuk membawa hasil pertanian khususnya sayuran yang akan dijual di Purwodadi. ”Untuk saat ini pihak desa belum memungkinkan untuk memperbaki jembatan karena butuh dana cukup besar. Kami butuh dukungan dari Pemkab, provinsi atau pusat untuk perbaikan jembatan,” jelasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Grobogan Subiyono menyarankan agar pihak desa mengajukan permohonan bantuan khusus ke provinsi melalui bupati untuk perbaikan jembatan. Hal itu bisa dilakukan seperti di Desa Tanjungsari, Kecamatan Kradenan yang dapat bantuan pembangunan jembatan gantung. ”Jembatan itu merupakan aset desa sehingga perbaikan jadi tanggung jawab desa. Namun, pihak desa bisa mengajukan bantuan khusus jika memang kekurangan dana. Nanti akan kita fasilitasi untuk pengajuan bantuan,” katanya. Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar