Jumat, 29 Maret 2024

8 Calon Polisi Ditipu Perempuan yang Ngaku Keponakan Kapolri

Murianews
Senin, 30 Oktober 2017 16:01:09
Titin Hendiko.
Murianews, Purbalingga - Polisi membongkar tindak pidana penipuan dengan modus penerimaan calon polisi yang dilakukan seorang wanita mengaku sebagai keponakan Kapolri. Kabid Humas Polda Jawa Tengah AKBP Agus Triatmaja di Semarang, membenarkan pengungkapan yang dilakukan Polres Purbalingga tersebut. "Penipuan dengan mengaku sebagai keponakan Kapolri, kerugian korban mencapai Rp1,7 miliar," katanya, Senin (30/10/2017) dilansir dari Antarajateng.com. Menurut dia, kasus ini bermula dari laporan sekitar delapan korban ke polisi. Pelaku diketahui bernama Titin Hendiko (43) warga Apartemen M Gol Tower, Bekasi Barat, Jawa Barat. Pelaku juga diketahui berasal dari Desa Candinata, Kutasari, Kabupaten Purbalingga. Saat beraksi, kata dia, pelaku menggunakan nama samaran Triyas Tyindira. Kepada korbannya, pelaku menjanjikan bisa membantu masuk menjadi anggota polisi dengan membayar sejumlah uang. Sejumlah anak yang dijanjikan akan diterima sebagai polisi bahkan diminta pelaku untuk berangkat dengan alasan akan mengikuti pendidikan. Pelaku, lanjut dia, saat ini sedang dalam pemeriksaan intensif di Polres Purbalingga. Empat korban penipuan modus penerimaan calon polisi yang dilakukan seorang wanita yang mengaku sebagai keponakan Kapolri dipulangkan dari sebuat tempat pemondokan di Kota Semarang. Empat korban dijemput polisi di Sweethome Residance di Jalan Anggrek VIII Nomor 9 Kota Semarang pada Senin dini hari. General manajer Sweethome Residance Eurike Renny membenarkan keempat penghuni tempat penginapannya itu dijemput oleh polisi. "Laporan dari pegawai yang tugas malam mereka pamit dan menitipkan kunci kamar," kata Renny. Renny mengaku hanya mengenal salah satu penghuni yang bernama Faturrahman karena dialah yang pertama kali memesan kamar. Menurut dia, keempatnya sudah sekitar 10 hari tinggal di tempat tersebut. Ia mengaku tidak mengetahui kalau keempatnya merupakan korban penipuan. Sejak awal, lanjut dia, pemesanan kamar dilakukan oleh korban sendiri. "Tidak ada orang lain. Aktivitas mereka setiap hari hanya berolahraga kemudian pergi keluar untuk cari makan," katanya. Selain itu, keempatnya juga sudah membayar lunas untuk pemesanan kamar Nomor 305 itu untuk sebulan ke depan. Editor : Akrom Hazami

Baca Juga

Komentar