Benarkah Rustri Lirik Jalur Independen untuk Nyalon Gubernur Jateng?

MuriaNewsCom, Semarang – Mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Rustriningsih, digadang-gadang menjadi salah satu kandidat calon gubernur yang cukup kuat dalam Pilgub Jateng 2018 mendatang. Hanya saja belum ada kepastian parpol yang mengusungnya.
Namun belakangan muncul wacana bagi mantan kader PDI Perjuangan itu untuk maju melalui jalur independen. Bahkan juga muncul wacana dua ormas Islam besar NU dan Muhammadiyah untuk bergabung dalam mengusung salah satu tokok untuk maju melalui jalur perseorangan tersebut.
Wacana ini dilontarkan Khafidz Sirotudin, Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Jateng, di sela-sela pembentukan Paguyuban Akuntan Muda (PAM) Jawa Tengah, Rabu (4/10/2017). Dalam pembentukan PAM itu kebetulan juga hadir Rustriningsih sebagai pembicara.
“Tapi kami belum bicara who (siapa tokoh yang akan diusung). Ini bicara soal how (bagaimana) calon gubernur indepnden bisa diusung ‘NuMu’, gabungan dari Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah,” katanya.
Dia menyatakan tengah menjajaki PW NU Jawa Tengah untuk membuat acara bersama PW Muhammadiyah Jateng. Jumlah anggota dia taksir ketika digabungkan mencapai 7.000 orang.
“Anggota sudah punya kartu tanda anggota. Domisilinya jelas dan tidak mungkin salah. Kami akan segera merealisasikannya karena sebenarnya ini hanya membutuhkan kesepaktan antar-PW saja,” ujarnya.
Sementara Rustriningsih mengaku dorongan untuk maju dalam Pilgub Jateng sangat besar. Simpatisannya yang tersebar di seluruh wilayah Jateng juga telah sering meminta untuk nyalon gubernur.
Namun ia mengaku belum memberikan jawaban. Karena masih memikirkan langkah apa yang harus diambil, dan menggunakan kendaraan (parpol) ataupun jalur independen.
”Minat kan harus disertai perangkat yang memungkinkan bisa. Saat ini kan proses masih jalan antara partai yang bisa mengusung dan koalisi, itu ranah di luar kemampuan saya,” kata Rustri.
Baca : Rustriningsih Malu-malu Pengen Kembali Nyalon Gubernur
Ia mengaku memang menjalin komunikasi dengan sejumlah partai politik. Namun sifatnya tak resmi hanya dengan peronal di dalam parpol tersebut.
Sementara terkait jalur independen, ia yakin bisa memenuhi syarat dukungan minimal 1,7 juta pendukung, seperti yang disayaratkan KPU Jateng. Hanya saja ia menyoroti salah satu persyaratan dari KPU yang dinilai membuat posisi kandidat perseorangan menjadi lemah.
“Pada salah satu halaman formulir itu, yang saya pelajari, harus mengisi lokasi tempat tinggal. Satu wilayah, RT, RW, sedangkan jaringan itukan berpencar, tidak satu wilayah. Kesulitannya justru soal teknis,” katanya.
Syarat teknis pengisian seperti itu, kata dia, menjadi persoalan tersendiri bagi kandidat pada Pilgub Jateng yang maju melalui jalur perseorangan dan jika itu untuk tingkat kabupaten/kota, maka bisa menjadi kendala yang berarti.
”Dari sisi formulir tidak menguntungkan dalam hal mengunggah di form. Banyak menjadikan si calon lemah, kasarannya gampang dibully, itu kemungkinan ya,” pungkasnya.
Editor : Ali Muntoha
Ruangan komen telah ditutup.