Jumat, 29 Maret 2024

Dewan Sebut Kelangkaan Elpiji 3 Kg karena Ruwetnya Sistem Distribusi

Murianews
Senin, 18 September 2017 16:48:00
Hadi Santoso, Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng. (Istimewa)
Murianews, Semarang – Permasalahan kelangkaan elpiji ukuran 3 kg di Jawa Tengah hingga kini belum selesai. Bahkan di beberapa daerah harga elpiji 3 kg melambung mencapai Rp 25 ribu karena sulit didapatnya barang bersubsidi ini di pasaran. Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng Hadi Santoso menyebut, kelangkaan muncul lantaran ruwetnya sistem distribusi elpiji bersubsidi. Terlebih saat ini banyak gelombang peralihan dari listrik ke elpiji seiring naiknya tarif dasar listrik (TDL). ”Selain karena peningkatan permintaan, memang karena ruwetnya sistem distribusi. Permintaan naik karena berbondong-bondongnya beralih dari listrik ke elpiji 3 kg, misalnya pengering laundry, open roti dan UMKM,” katanya, Senin (18/9/2017). Beberapa daerah yang sempat mengalami kelangkaan elpiji 3 kg adalah Kudus, Pati, Jepara, Kota Semarang dan Kota Salatiga. Di beberapa daerah ini juga telah dilakukan oeprasi pasar oleh dinas terkait. Lebih lanjut, Hadi mengatakan berdasarkan data dari Dinas ESDM Provinsi Jateng sebenarnya sudah ada penambahan sekitar 7 persen dari kuota awal yang ditentukan. Atas kondisi kelangkaan tersebut, Hadi meminta pemerintah untuk menggiatkan operasi pasar, terutama di daerah yang saat ini banyak mengalami kelangkaan. “Juga perlu ada tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang mempermainkan stok atau menimbun elpiji,” ujarnya. Sebelumnya, PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV telah menggelar operasi pasar di sejumlah wilayah di Jateng untuk mengatasi kelangkaan elpiji 3 kg. Operasi pasar akan dilakukan di daerah yang mengalami kelangkaaan dengan menambah 335.560 tabung elpiji bersubsidi itu. Selama periode 7 – 15 September 2017, Pertamina MOR IV menyalurkan penambahan fakultatif sebanyak 335.560 tabung. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar