Kamis, 28 Maret 2024

Dana Membangun Jembatan di Grobogan Ternyata Fantastis, Ini Angkanya

Dani Agus
Sabtu, 26 Agustus 2017 15:00:07
Sejumlah warga membuat jembatan darurat dari konstruksi kayu dan bambu untuk akses penyeberangan saat elevasi sungai dangkal karena dampak kemarau. (MuriaNewsCom/Dani Agus) 
Murianews, Grobogan - Harapan banyak warga agar daerahnya dibangunkan jembatan tampaknya tidak bisa direalisasikan dengan cepat. Faktor dana menjadi salah satu kendala utama untuk pembangunan jembatan di wilayah Grobogan. Kadinas PUPR Grobogan Subiyono menyatakan, dari pendataan lapangan yang dilakukan, kebutuhan jembatan mencapai 163 titik. Banyaknya kebutuhan itu disebabkan wilayah Grobogan memiliki sekitar 200 sungai. Baik sungai besar yang melintasi antar kabupaten, sungai antar kecamatan dan anakan sungai. Dijelaskan, kebutuhan 163 jembatan itu rinciannya adalah 150 jembatan kecil dan sedang, 8 jembatan gantung, dan  5 jembatan permanen. Hal ini disesuaikan dengan kondisi sungai yang akan dibuatkan jembatan di atasnya. Pembangunan jembatan kecil dan sedang butuh dana skitar Rp 500 sampai Rp 700 juta per titik. Kemudian anggaran untuk membangun jembatan permanen per titik sekitar Rp 7 miliar. Sedangkan pembangunan jembatan gantung butuh duit sekitar Rp 5 miliar per titik. “Untuk pembangunan jembatan butuh dana besar sekali. Kalau dibangun semua maka harus ada anggaran sekitar Rp 176 miliar,” jelasnya. Menurut Subiyono, untuk saat ini, anggaran Pemkab Grobogan belum memungkinkan untuk membangun semua jembatan karena terbatasnya anggaran. Sebagian besar anggaran yang tersedia masih  diprioritaskan dulu untuk perbaikan infrastruktur jalan. Pada tahun ini, alokasi perbaikan jalan nilainya hampir Rp 400 miliar. Pada tahun ini, lanjutnya, baru dapat membangun atau memperbaiki dua jembatan permanen yang jadi akses pengubung antar kecamatan. Yakni, jembatan di Kecamatan Godong dan Desa Bendoharjo, Kecamatan Gabus yang dianggarkan Rp 7 miliar. Selain itu, ada dua jembatan gantung yang dibangun pada tahun ini. Pembangunan jembatan gantung tersebut terealisasi setelah ada bantuan dari Kementerian PUPR. Ditambahkan, selain jalan, infrastruktur jembatan itu telah masuk program prioritas. Alokasi anggaran pembangunan jembatan nanti dipilih lagi yang tingkat kebutuhannya paling mendesak. Kalau tidak bisa tahun ini akan dianggarkan tahun depan dengan melihat kemampuan keuangan daerah. “Meski dana kita terbatas untuk pembangunan jembatan namun kami tetap melakukan upaya. Salah satunya, mengajukan proposal bantuan pada Pemprov dan Kementerian PUPR,” jelasnya. Sementara itu, belum adanya pembangunan jembatan membuat warga setempat menggunakan sarana seadanya untuk akses penyeberangan. Sebagian ada yang membuat jembatan darurat dari konstruksi kayu dan bambu. Kemudian, ada yang memanfaatkan perahu atau rakit untuk menyeberangi sungai. Bahkan, ada juga yang nekat hanya menggunakan tambang untuk menyeberang. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar