Jumat, 29 Maret 2024

Pati Bakal Punya 3 Oven Tapioka Berkapasitas 30 Ton Sehari

Lismanto
Senin, 21 Agustus 2017 15:02:19
Seorang pekerja tengah mengeringkan tepung tapioka basah di tempat penjemuran secara manual di Desa Ngemplak, Margoyoso, Pati. (MuriaNewsCom/Lismanto)
Murianews, Pati - Kabupaten Pati akan memiliki tiga oven berteknologi mutakhir yang digunakan untuk mengeringkan tapioka. Masing-masing oven yang mengusung compressed natural gas (CNG) tersebut memiliki kapasitas hingga 30 ton tapioka kering. Penggiling tapioka asal Ngemplak, Margoyoso, Khoirul Umam mengatakan, sudah ada tiga investor yang menyatakan kesediannya membangun oven tapioka. Dua orang dari Jawa Timur, satu orang dari Jakarta. "Sudah ada tiga investor yang menyatakan ketertarikan dan akan menginvestasikan oven pengering di Pati. Rencana ini tentu kita sambut dengan baik, karena nantinya membuat produksi tapioka menjadi stabil dan tidak mengenal cuaca," ujar Umam, Senin (21/8/2017). Dia yang sudah berkomunikasi dengan investor menegaskan, mesin pengering yang akan dibangun di Pati mengusung teknologi terbaru dan ramah lingkungan. Dengan demikian, keberadaan oven tapioka di Ngemplak selain akan membantu petani dan penggiling untuk terus berproduksi, juga tidak mengganggu lingkungan. Hal yang sama disampaikan Cahyadi. Penggiling ketela di kawasan Ngemplak ini menuturkan, keberadaan oven membuat ketersediaan tapioka bagi industri terjamin. "Keberadaan oven memang penting. Ada jaminan stok tapioka bagi perusahaan dan industri. Petani dan penggiling juga akan hidup, karena masih bisa beroperasi meski musim penghujan," kata Cahyadi. Selama ini, industri kecil dan menengah (IKM) tapioka di Pati mendapatkan pasokan ketela dari wilayah Karesidenan Pati, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat. Dengan tiga oven yang masing-masing berkapasitas 30 ton kering setiap hari, produksi tapioka di Pati bisa mencapai 90 ton per hari secara stabil. Jika sudah berjalan, roda perekonomian petani dan penggiling ketela di Pati akan berjalan dengan baik tanpa terkendala cuaca. Terlebih, siklus tanam ketela bisa nyambung sehingga tapioka lokal bisa terus berproduksi tanpa mengandalkan impor. Editor: Supriyadi  

Baca Juga

Komentar