Kamis, 28 Maret 2024

Panen Raya, Harga Jual Semangka di Grobogan Turun Rp 1.000 per Kilogram

Dani Agus
Rabu, 9 Agustus 2017 07:00:08
Sejumlah petani memanen semangka dengan system tebas, Selasa (8/8/2017). (MuriaNewsCom/Dani Agus)
Murianews, Grobogan - Menjelang puncak musim kemarau nampaknya menjadi masa bahagia bagi para petani semangka di Grobogan. Sebab, saat ini sebagian besar petani mulai memasuki musim panen raya. Di beberapa daerah yang dikenal sebagai sentra semangka, terlihat kesibukan petani yang tengah memetik buah semangka di sawahnya. Seperti di sejumlah desa di Kecamatan Penawangan. ”Sejak beberapa hari lalu, kami mulai panen semangka. Musim kemarau seperti ini memang merupakan puncak panen semangka,” ujar Joko, petani semangka di Penawangan, Selasa (8/8/2017). Dia menyatakan, tahun ini produksi semangka boleh dibilang cukup bagus. Ini lantaran, sejak awal penanaman tidak ada hama yang menyerang tanaman semangka. Mengenai harga jual dinilai masih cukup menguntungkan. Hasil panen saat ini, dihargai Rp 1.800-2.500 per kilo, tergantung jenis atau varietas semangkanya. Meski begitu, harga semangka kali ini turun sekitar Rp 1.000 per kilo dibandingkan tahun lalu. Kebanyakan, petani menjual semangka dengan sistem tebas atau borongan pada pedagang. Kabid Hortikulura Dinas Pertanian Grobogan Imam Sudigdo menyatakan, pada musim kemarau cukup banyak petani yang memilih menanam semangka. Luas areal tanaman semangka sekitar 1.700 hektare yang tersebar di beberapa kecamatan. Antara lain, Kecamatan Toroh, Godong, Penawangan, Purwodadi dan Ngaringan. Total produksi tanaman semangka berkisar 20 ton per hektar. Menurut Imam, saat ini banyak kabupaten lain yang juga memasuki panen raya semangka. Antara lain, Brebes, Purworejo dan Kebumen, Kediri dan Nganjuk. Banyaknya daerah yang panen raya bersamaan inilah yang menyebabkan harga semangka turun dibandingkan tahun lalu. Dijelaskan, untuk meningkatkan harga jual produk pertanian, dapat dilakukan beberapa cara. Misalnya, memilah semangka menjadi beberapa kelompok berdasarkan ukuran, bentuk dan penampilan. Tahapan ini disebut dengan sortasi atau sortir. Buah dengan kualitas dan bentuk yang baik dan seragam akan dikirim ke pasar swalayan. Sementara kualitas dibawahnya akan dikirim ke pasar tradisional. ”Semakin baik penampilan buah semangka maka harga jualnya akan lebih tinggi. Jadi, kalau petani mau jual sendiri tidak pakai model tebas, sebaiknya lakukan penyortiran,” jelasnya. Upaya lainnya adalah dengan mendekatkan produk dan pasar. Cara ini akan mengurangi biaya transportasi dan resiko kerusakan karena komoditas hortikultura, seperti semangka yang memiliki umur simpan yang relatif pendek dan mudah rusak. Oleh sebab itu, penanganan hasil panen yang baik akan berpengaruh pada kualitas semangka. Editor: Supriyadi  

Baca Juga

Komentar