Kamis, 28 Maret 2024

PDAM Grobogan Siapkan Armada untuk Drop Air Bersih

Dani Agus
Minggu, 16 Juli 2017 09:00:34
Direktur PDAM Grobogan Bambang Pulunggono mengecek kondisi mobil tangki untuk persiapan droping air bersih. (MuriaNewsCom/Dani Agus)
Murianews, Grobogan - Meski belum ada permintaan warga, pihak PDAM ternyata sudah mulai menyiapkan armada yang akan digunakan untuk penyaluran air bersih ke daerah kekeringan. Hal itu disampaikan Direktur PDAM Grobogan Bambang Pulunggono, Sabtu (15/7/2017). Menurut Bambang, persiapan armada itu dilakukan setelah pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan melakukan koordinasi. Yakni, persiapan untuk melakukan droping air bersih karena saat ini sudah masuk musim kemarau. “Saat ini, memang belum ada permintaan drop air bersih. Tapi koordinasi dan persiapan perlu kita lakukan lebih awal,” katanya. Berdasarkan pengalaman selama ini, pihaknya memang dilibatkan untuk pelaksanaan droping air. Sebab, PDAM punya sumber daya air dan armada mobil tangki yang mencukupi. Untuk memperlancar pelaksanaan drop air, armada yang dimiliki mulai disiapkan. Beberapa mobil tangki yang sebelumnya ndongkrok (rusak) juga sudah diminta diperbaiki supaya bisa digunakan untuk mendukung drop air. “Kita punya sembilan armada untuk mengirim bantuan air bersih. Saat ini, armada sedang kita siapkan supaya bisa digunakan sewaktu-waktu. Pihak BPBD juga punya mobil tangki yang akan dikerahkan,” jelasnya. Kepala BPBD Grobogan Agus Sulaksono menyatakan, untuk penanganan bencana kekeringan tahun ini, sudah dialokasikan anggaran sekitar Rp 135 juta. Dana ini disiapkan untuk melakukan drop air bersih pada masyarakat. “Saat ini sudah masuk kemarau tetapi belum ada laporan desa yang terkena bencana kekeringan. Meski demikian, upaya penanganan sudah kita siapkan. Kita juga sudah koordinasi dengan PDAM Grobogan untuk persiapan menyalurkan droping air jika sewaktu-waktu dibutuhkan,” jelasnya. Menurut Agus, dana untuk penanganan kekeringan tiap tahun selalu disiapkan. Namun, khusus tahun 2016 lalu, dana yang disiapkan praktis tidak terpakai. Soalnya, tahun lalu curah hujan masih sering turun ketika musim kemarau. Kondisi ini menyebabkan masyarakat tidak kesulitan air. Dijelaskan, dari 280 desa/kelurahan yang ada, hampir separuhnya rawan bencana kekeringan. Sementara dari 19 kecamatan, hanya ada empat kecamatan yang relatif  aman dari bencana kekeringan. Yakni Kecamatan Godong, Gubug, Klambu dan Tegowanu. Agus menambahkan, pada tahun 2015 jumlah desa yang terkena bencana kekeringan cukup banyak. Jumlahnya mencapai 100 desa yang tersebar di 14 kecamatan. Editor : Akrom Hazami

Baca Juga

TAG

Komentar