Jumat, 29 Maret 2024

Petani Kopi di Pati Didorong Kembangkan Kopi Fermentasi

Lismanto
Rabu, 26 April 2017 19:00:16
Proses pengeringan kopi di Sidomulyo, Gunungwungkal, Pati. (MuriaNewsCom/Lismanto)
Murianews, Pati - Petani kopi di Pati didorong untuk mengembangkan kopi fermentasi. Hal itu disampaikan Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan (Dispertanak) Pati, Tri Heni Kristianti, Rabu (26/4/2017). Menurutnya, kopi fermentasi bisa meningkatkan kesejahteraan petani kopi lantaran harganya yang tinggi. Bila kopi biasa berkisar di angka Rp 28 ribu, kopi fermentasi dihargai dari Rp 40 ribu sampai Rp 55 ribu. "Tren penikmat kopi saat ini, bagaimana menikmati kopi tanpa kandungan asam yang tinggi sehingga aman untuk lambung. Kopi yang minim asam saat ini banyak diburu penikmat kopi, sehingga kopi fermentasi menjadi jawabannya," ujar Heni. Selain persoalan harga, pengembangan kopi fermentasi diharapkan bisa menjawab kebutuhan penikmat kopi yang aman untuk lambung. Sebab, konsep kopi fermentasi sama dengan kopi luwak yang bisa mengurangi kadar asam dalam kopi. "Kopi luwak itu istimewa dan mahal, karena kandungan asam pada kopi sangat minim sehingga baik untuk lambung. Kita bertanya-tanya, zat apa yang ada dalam tubuh binatang luwak sehingga bisa menghilangkan kandungan asam. Melalui konsep fermentasi, kita bisa memproduksi kopi mirip luwak tanpa harus dimakan luwak," kata Heni. Di Pati, pengembangan kopi diakui sangat berpotensi mengingat wilayah Pati yang masuk dalam kawasan lereng Pegunungan Muria cukup luas. Namun, pengembangan kopi tidak akan cukup memenuhi kebutuhan petani bila dihargai dengan murah. Hal itu yang membuat Heni cukup prihatin dan meminta kepada petani di Pati untuk berinovasi, mengembangkan kopi biasa menjadi fermentasi. Dengan proses yang cukup mudah, kopi fermentasi menjawab kebutuhan kopi yang aman untuk lambung, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani kopi. Editor : Kholistiono

Baca Juga

Komentar