Jumat, 29 Maret 2024

Makna di Balik Buka Luwur yang Perlu Kamu Tahu

Padhang Pranoto
Senin, 10 April 2017 10:24:41
Prosesi buka luwur di Makam Mantingan, oleh Bupati Jepara Ahmad Marzuqi. Minggu (9/4/2017). (MuriaNewsCom/Padhang Pranoto)
Murianews, Jepara - Tradisi Buka luwur (kain penutup nisan) Sultan Hadlirin, selalu digelar jelang puncak HUT Jepara. Hal itu juga dilakukan pada sehari sebelum Hari Jadi Kabupaten Jepara yang ke-468, tahun, 2017. Namun sebenarnya apa makna dibaliknya?  Juru Kunci Kompleks Makam Mantingan Ali Syafi'I menjelaskan kepada MuriaNewsCom. Menurutnya tradisi tersebut telah ada semenjak ratusan tahun lalu.  "Tradisi ini diselenggarakan sejak dulu. Gunanya ada dua, satu memperbaharui luwur dan menghormati leluhur," katanya sebelum prosesi buka luwur, Minggu (9/4/2017).  Luwur yang dimaksud adalah sebuah kain berwarna hijau. Berhiaskan potongan kain warna-warni menyerupai bunga. Kain tersebut ditutupkan pada nisan, melindungi ornamen-ornamen yang berada di nisan tersebut. Selain itu menjadi penghias dan pembeda dari nisan lainnya.  "Yang lebih penting adalah mengingat jasa-jasa orang yang terdahulu. Tanpa prosesi ini, mungkin orang sekarang tak peduli akan jasa-jasa mereka," imbuhnya.  Baca juga : Kirab Budaya Buka Luwur HUT Jepara ke-468 Digelar   Prosesi buka luwur sendiri, diawali dengan doa bersama. Setelahnya, bupati didampingi oleh unsur Forkopinda melakukan penggantian kain penutup nisan.  Sementara itu, Bupati Jepara Ahmad Marzuqi menyatakan harapannya terkait usia Jepara yang mencapai 468 tahun. "Setiap peringatannya itu mulai kirab dalam buka luwur. Dikandung maksud kita bertawasul melalui perantara Kanjeng Sultan Hadirin, semoga di usia 468 tahun diberikan tambahan anugrah oleh Allah, semoga rakyatnya sejahtera, kompak dan maju daerahnya. Pada akhirnya tujuan kesejahteraan rakyat tercapai," harapnya. Editor : Kholistiono

Baca Juga

Komentar