Jumat, 29 Maret 2024

CFD Rembang, Semoga Tak Jadi Program Hangat-Hangat Tahi Ayam

Akrom Hazami
Senin, 13 Maret 2017 12:10:16
Akrom Hazami [email protected]
[caption id="attachment_109886" align="alignleft" width="150"] Akrom Hazami
[email protected][/caption] KABUPATEN Rembang, menjadi kota yang kesekian kalinya kembali menerapkan Hari Bebas Kendaraan atau Car Free Day (CFD). Pemerintah Kabupaten Rembang meluncurkan program CFD 2017 di Alun-alun setempat, Minggu (11/3/2017) pagi. Acara tersebut dihadiri oleh jajaran pemerintahan mulai dari Bupati Rembang Abdul Hafidz, Wakil Bupati Rembang Bayu Andriyanto, Kapolres Rembang AKBP Sugiarto dan Dandim 0720 Rembang Letkol Inf Darmawan Setiady, serta Sekda Rembang Subakti. Dalam acara tersebut Bupati melepaskan ratusan balon ke udara sebagai simbol dimulainya CFD tahun ini. Dalam sambutannya Hafidz mengapreasiasi semua pemegang kebijakan yang telah mendukung pelaksanaan CFD. Ia menilai CFD merupakan kegiatan yang bermanfaat, baik dari segi kegiatan maupun sosial. Seperti umumnya kegiatan CFD, masyarakat memanfaatkannya untuk bersantai dengan keluarga dan ada pula yang berolahraga. Mulai dari senam,lari ataupun jalan sehat. Masyarakat diharapkan bisa memanfaatkan momen CFD dengan baik. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rembang menilai pelaksanaan CFD menjadi salah satu tujuan memberikan ruang yang bebas polusi dan berudara segar kepada masyarakat. Pelaksanaan CFD dimulai secara resmi di tahun ini sejak 12 Maret 2017 ini selama dua jam mulai pukul 05.30 WIB sampai 08.30 WIB. Peluncuran program ini menjadi kesadaran pemerintah akan pentingnya bebas polusi untuk warganya. Terlebih, Rembang berada di titik jalur pantura ujung timur Jateng. Tentu pergerakan arus kendaraan besar super padat, menjadi pemandangan setiap detiknya.  Imbasnya, polusi menjadi santapan warga setiap saat pula. Tidak ada kata terlambat untuk sebuah perbaikan. Saat semua kota di sekitarnya telah memberlakukan CFD lebih dulu, justru Rembang baru saja memulai. Semangat pemerintah hendaknya didukung semua pihak. Karena kota sehat menjadi bagian dari kebutuhan paling mendasar manusia itu sendiri. Jangan ada polusi saat CFD diadakan. Mengingat sudah waktunya, elemen masyarakat Rembang mendukung. Agar kebermanfaatannya bisa dinikmati warga secara luas. Justru yang sekarang menjadi pertanyaan, sejauh mana konsistensi pemerintah memberlakukan CFD.  Semoga tak menjadi program yang hangat-hangat tahi ayam. Awalnya bagus, selanjutnya tak jelas. Sebab, kota ini dulunya pernah memberlakukan CFD. Tapi lambat laun, keberadaan CFD hilang. Pemerintah berangsur-angsur tak lagi memberlakukan. Imbasnya, warga yang semula telah membiasakan memanfaatkan CFD, hanya bisa mengeluh. Tentu tantangan ini harus dijawab pemerintah agar terus terlaksana dengan baik. Sesederhana apapun program baik yang konsisten, menjadi lebih baik daripada program muluk-muluk tapi tak konsisten. Semuanya akan berimbas baik sampai anak cucu. (*)    

Baca Juga

Komentar