Jumat, 29 Maret 2024

Tidak Ada Lagi Alasan Bagi Polisi untuk Lakukan Pungli

Kholistiono
Jumat, 27 Januari 2017 14:19:33
Kholistiono [email protected]
[caption id="attachment_106509" align="alignleft" width="150"]Kholistiono cak.kholis@yahoo.co.id Kholistiono
[email protected][/caption] JUDUL di atas merupakan sebuah penggalan kalimat yang diucapkan Kapolres Rembang AKBP Sugiarto dalam sebuah acara sosialisasi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2017 sekaligus penyampaian paparan anggaran. Ada sebuah ketegasan di situ, bahwa ke depan tak ada lagi alasan apapun bagi personel kepolisian untuk melakukan pungutan liar (pungli) yang pada era entah sudah berapa lama berjalan, hal seperti itu terkesan “lazim”. Alasan yang diungkapkan Kapolres sangat jelas, bahwa, semua kegiatan Polri sudah dibiayai anggaran. Seperti disampaikan, anggaran untuk Polres Rembang pada tahun 2017 ini mengalami kenaikan, dari tahun 2016 sebesar Rp 54.898.847.000 menjadi Rp 78.112.537.000 atau naik sebesar Rp 23.213.690.000. Jumlah anggaran itu didapat dari sumber rupiah murni Rp 74.620.155.000 dan PNBP Rp. 3.492.382.000. Dari Rp 78.112.537.000 di pergunakan untuk Belanja Pegawai sebesar Rp 61.099.982.000 (78 %), Belanja Barang Rp 16.854.691.000 Belanja Modal sebesar Rp 157.864.000. Adanya kenaikan anggaran ini diharapkan bisa menjadi salah satu faktor pengikis praktik pungli di tubuh liar. Sebab, minimnya anggaran menjadi salah satu alasan kenapa ada oknum-oknum di tubuh Polri yang melakukan tindakan pungli. Hal itu pernah disampaikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lalu. Belanja barang Polri untuk polres dan polsek dinilai kurang. Ungkapan yang disampaikan Kapolres Rembang, juga diharapkan bukan hanya sekadar penegasan dari seorang pemimpin saja, namun, juga harus dibarengi dengan realita di lapangan. Komitmen menjadi sebuah yang penting bagi personel kepolisian, khusunya yang berada di jajaran Polres Rembang, untuk menterjemahkan apa yang disampaikan Kapolres terkait praktik pungli yang harus lenyap di institusi yang dipimpinnya. Bukan hanya sekadar takut karena keberadaan Tim Saber Pungli yang sudah dibentuk. Namun, tidak adanya praktik pungli harus didasari atas kesadaran bahwa apa yang dilakukan tersebut menyalahi aturan. Pun demikian, personel kepolisian juga harus sejak awal menanamkan kemauan untuk melayani masyarakat, bukan hanya sekadar menjalankan tugas semata. Profesional, Modern dan Terpercaya (Promoter) yang merupakan program prioritas Polri yang kini terus digaungkan, diharapkan juga memiliki efek positif yang berkelanjutan terhadap pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di institusi Polri, sehingga dapat membangun citra polisi yang benar-benar humanis. Secara khusus, dalam kepemimpinan AKBP Sugiarto, Polres Rembang mengalami kemajuan yang cukup signifikan, baik dalam pembangunan SDM, peningkatan kesejahteraan anggota, maupun pelayanan terhadap masyarakat. Hal tersebut terlihat dari banyaknya kegiatan yang terpublish, baik hal itu berupa kegiatan tugas pokok anggota Polri maupun dalam hal kegiatan sosial. Meskipun, hal-hal yang berbau kebaikan ini terkadang masih dinilai sebagian orang sebagai bentuk pencitraan. Namun, setidaknya hal tersebut sebagai upaya pembenahan di tubuh Polri untuk polisi yang “sesungguhnya”. Harapannya, apa yang disampaikan Kapolres Rembang nantinya terealisasi dengan maksimal, dan kita tidak melihat lagi adanya praktik pungli. Sehingga,  program Profesional, Modern dan Terpercaya (Promoter) bukan hanya slogan tertulis. (*)

Baca Juga

Komentar