Jumat, 29 Maret 2024

Keripik Bonggol Pisang Bikinan Ibu-ibu di Gunungsari Pati Ini Luar Biasa Istimewanya

Lismanto
Sabtu, 21 Januari 2017 15:00:16
Puji Astuti, Ketua Perkumpulan Wanita Sejahtera Desa Gunungsari, Tlogowungu tengah mengemas keripik bonggol pisang buatannya. (MuriaNewsCom/Lismanto)
Murianews, Pati - Bonggol pisang selama ini dibiarkan membusuk, usai buah pisangnya dipanen. Sejumlah tunas yang tumbuh dibiarkan supaya menjadi pisang baru dan terus melakukan regenerasi. Berbeda dengan ibu-ibu di Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu, Pati yang tergabung dalam Perkumpulan Wanita Sejahtera (PWS). Mereka memanfaatkan bonggol pisang tak terpakai menjadi olahan yang lezat. Bonggol pisang disulap menjadi keripik, camilan dengan rasa gurih dan unik. Ide itu bermula, ketika sejumlah anggota PWS melihat banyak pohon pisang tetangga yang ditebang dan dibiarkan membusuk, usai dipanen buahnya. Padahal, bonggol pisang memiliki potensi yang bagus untuk dijadikan sebagai salah satu sumber pangan. "Dari pemikiran itu, kami mencoba untuk membuat keripik. Ternyata rasanya enak. Kami kemudian berpikir untuk menjualnya," ujar Ketua PWS, Puji Astuti, Sabtu (21/1/2017). Tak sekadar dijual, keripik olahannya dikemas dengan kemasan yang menarik. Bahkan, dia sudah mendapatkan izin pangan industri rumah tangga (P-IRT) dengan nomor 20633180220416-21. Hasil olahannya pun semakin digemari pembeli, karena tidak menggunakan bahan pengawet sehingga aman dikonsumsi. Selama ini, keripik bonggol pisang dipasarkan di wilayah Kabupaten Pati. Pembeli yang tidak tahu, biasanya dikira keripik tempe karena bentuknya yang mirip. Namun, setelah membaca kemasannya, pembeli akan antusias membelinya. "Beberapa pembeli yang tidak tahu akan mengira itu keripik tempe. Namun, setelah dijelaskan atau membaca kemasan, pembeli langsung antusias membeli karena masih jarang ditemukan di Pati," tuturnya. Satu bungkus keripik bonggol pisang buatan Puji dibanderong dari Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu. Editor : Kholistiono

Baca Juga

Komentar