Jumat, 29 Maret 2024

Yang Perlu Kamu Tahu, Ini Asal-usul Durian Petruk Khas Jepara

Edy Sutriyono
Jumat, 20 Januari 2017 21:00:02
Aktivitas di Pasar Ngabul, Jepara, yang tampak ramai dipenuhi dengan penjual durian. Namun demikian, untuk bisa mendapatkan durian petruk khas Jepara, kini sudah mulai sulit. (MuriaNewsCom/Edy Sutriyono)
Murianews, Jepara - Selain terkenal sebagai hasil mebel dan ukiran yang sudah mendunia, juga terkenal dengan produk duriannya, terutama durian dari daerah Ngabul dan Tahunan. Ada beragam jenis durian di sini, di antaranya adalah durian petruk. Durian petruk ini memiliki cita rasa khas manis dan lezat ini, serta mempunyai ciri bentuk buahnya yang besar dan panjang, daging buah yang tebal, berwarna kuning mentega, dan bijinya kecil. Namun, untuk bisa merasakan durian jeni petruk, saat ini memang cukup sulit. Dan, tahukah Anda, mengenai asal-usul durian petruk tersebut? Dari hasil penelusuran MuriaNewsCom, ternyata nama durian petruk diambilkan dari nama pemilih durian. Djoko Mardiyono, pensiunan  Kepala UPT Wilayah Tahunan pada Distanak Jepara yang juga petugas perlindungan tanaman menceritakan asal muasal durian petruk. Katanya, ada beragam versi mengenai asal nama durian petruk tersebut. Sepengetahuan dirinya, nama durian petruk itu dicipatakan oleh Ir. Sinung Harjo yang dahulunya menjabat Kepala Dinas Pertanian Jepara sekitar tahun 1980. "Ir. Sinung Harjo sebelum tahun 1980 sempat menempati posisi di Balai Pembenihan Soropadan, Temanggung. Nah setelah itu, sekitar tahun 1980, ia pindah tugas di Jepara sebagai Kepala Dinas Pertanian saat itu," ungkapnya. Ketika menjabat Kadis Pertanian itulah, Sinung memiliki gagasan untuk menciptakan ikon baru di Jepara, selain ukir, yang memang sudah terkenal dan mendunia. “Nah, ketika itu sekitar bulan Desember, tahunnya saya kurang hafal, lagi musim durian. Dan di Jepara memang banyak sekali buah durian. Kemudian, Ir Sinung membuat terobosan dengan mengadakan lomba durian yang digelar di Ngabul, Tahunan,” katanya. Dari perlombaan durian tersebut, yang menjadi pemenang adalah durian milik seorang warga Randusari, Tahunan yang biasa dipanggil Pak Petruk. Kemudian, pihak dinas mendaftarkan durian milik Pak Petruk tersebut ke Kementerian Pertanian, untuk hak paten. Kemudian, pada tahun 1984 pihak dinas mendapatkan surat keputusan dari Kementerian Pertanian. "Saat itu durian tersebut langsung mendapatkan SK dari Kementerian Pertanian dengan nomor surat keputusan 896/kpts/TP.240/II/1984. Dan dikenallah sebagai durian petruk,” ujarnya. Dia melanjutkan, setelah itu sekitar tahun 1987-an pohon durian milik Pak Petruk tersebut mati karena terkena penyakit. “Dan saat matinya pohon itupun, saya membuat berita acara. Berita acara itu bisa digunakan untuk mematahkan bukti alat pembantah bilamana ada seseorang yang masih mengakui atau menjual durian petruk hingga sekarang,” imbuhnya. Jika ada penjual atau petani yang mengakui bahwa masih ada durian petruk, dirinya mengatakan, hal itu dimungkinkan adalah durian petruk yang keturuan ke sekian atau hasil okulasi yang ke sekian. Sebab pohon aslinya itu sudah mati. Sementara itu, saat ditanya mengenai cara mendapatkan pohon durian petruk, dirinya mengutarakan bahwa pohon itu bisa didapatkan di daerah Krasak, Bangsri. "Untuk mendapatkan benih pohon itu bisa didapatkan di penangkar benih Waras Tani milik dari Ibu Rukartini istri dari Joko Supriatono. Namun pohon itu juga hasil dari pembenihan durian petruk dengan durian lokal. Sebab durian petruk itu memang sulit dibudidayakan, lantaran tak mempunyai biji. Meskipun durian petruk itu mempunyai biji, itupun hanya sebesar pucuk jari klingking,” pungkasnya. Editor : Kholistiono

Baca Juga

Komentar