Jumat, 29 Maret 2024

Tingkatkan Daya Saing, Anak SMK Diminta Pelajari Fashion Bordir

Faisol Hadi
Minggu, 25 Desember 2016 17:23:47
[caption id="attachment_103842" align="alignleft" width="480"]kudus-bordir-e Potensi bordir Kudus untuk menjadi pakaian sehari-hari akan ditingkatkan lagi dengan memberikan materi bordir di sekolah menengah kejuruan (SMK). (MuriaNewsCom)[/caption] Koran Muria, Kudus – Sebagai salah satu produk andalan Kabupaten Kudus, keberadaan bordir memang sudah melekat di seluruh kalangan. Untuk bisa meningkatkan daya saing bordir, kini anak-anak sekolah juga diminta bisa membuat sesuatu yang berbeda dari produk ini. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kudus mencoba membidik potensi bordir untuk dikembangkan, melalui anak-anak sekolah menengah kejuruan (SMK) jurusan tata busana. ”Ke depan, materi kurikulum mengenai bordir ini, akan kita programkan. Sehingga siswa bisa belajar soal bordir dalam pembelajaran mereka,” kata Kepala Disdikpora Kudus Joko Susilo melalui Kasi Kurikulum Pendidikan Menengah (Dikmen) Sriyati. Langkah ini, menurut Sriyati, adalah salah satu cara untuk mengembangkan dunia fashion bordir di sekolah-sekolah. Sehingga siswa akan belajar desain, dan bakal menelurkan desainer-desainer baru. Sriyati mengatakan, selama ini pembelajaran kurikulum di SMK jurusan tata busana, lebih dikhususkan kepada pakaian pesta, dress, gaun, dan sejenisnya. Namun yang disasar dari kurikulum ini adalah membuat desain baju sehari-hari dari bordir. ”Busana siap pakai itu banyak yang membutuhkan. Apalagi jika nanti aplikasinya adalah bordir. Dan akan dipadupadankan dengan tren yang sedang terjadi, akan menjadi sebuah busana yang menarik,” tuturnya. Bahkan untuk mewujudkan misi agar siswa SMK bisa mendesain baju-baju siap pakai dari bordir, Sriyati menjelaskan jika pihaknya akan bekerjasama dengan desainer ternama di Indonesia. Sehingga ilmu yang didapat akan semakin maksimal. Jika sudah berhasil mendesain baju bordir, diharapkan baju-baju tersebut bisa diproduksi masal dan dijual ke banyak kalangan. Ini akan membuat bentuk pengembangan dari tujuan ini menjadi lebih maksimal. ”Kita juga ingin supaya kemampuan siswa itu bisa bervariasi. Tidak monoton. Bukan hanya pandai menggambar rancangan baju, tapi diajari ukuran tubuh orang, dan aplikasinya. Yang jelas, akan sangat bermanfaat bagi siswa itu sendiri,” ujarnya. Dan SMK yang akan menjadi percontohan program ini adalah SMKN 1 Kudus, yang memang memiliki jurusan tata busana. Sejauh ini, koordinasi terkait hal itu, sudah dilakukan antara dinas dan pihak sekolah. Editor: Merie

Baca Juga

Komentar