Jumat, 29 Maret 2024

Ribuan Warga yang Tanda Tangan Tolak Pabrik Semen di Rembang Disebut Banyak Berasal dari Blora

Edy Sutriyono
Kamis, 22 Desember 2016 16:06:32
Warga pro pembangunan pabrik semen saat melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Rembang, Kamis (22/12/2016). (MuriaNewsCom/Edy Sutriyono)
Murianews, Rembang – Ribuan warga pro pembangunan pabrik semen di Rembang melakukan aksi damai di halaman Kantor Bupati Rembang pada Kamis (22/12/2016). Setelah melakukan orasi beberapa lama, akhirnya perwakilan peserta unjuk rasa diterima Bupati dan Wakil Bupati Rembang, Sekda serta Kapolres Rembang. Di hadapan bupati, perwakilan peserta aksi menyampaikan, jika sebenarnya 95 persen warga di sekitar pabrik semen mendukung berdirinya pabrik. Apalagi sejak adanya pembangunan pabrik, rata-rata perekonomian warga di ring I pabrik semen meningkat. “Dengan berdirinya pabrik semen, juga membawa kesejahteraan bagi warga. Dana CSR cukup membantu warga, seperti halnya dalam bidang pendidikan kejar paket C, kemudian program bedah rumah, jambanisasi, rehab masjid dan lain sebagainya,” ujar Dwi Joko Supriyanto koordinator aksi, yang merupakan warga Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem. Dalam kesempatan itu, dirinya juga menyinggung soal warga yang ikut tanda tangan menolak pendirian pabrik semen. Menurutnya, sebanyak dari 2.501 daftar warga yang menolak pabrik semen, katanya, banyak yang berasal dari Blora. “Bentuk tulisan yang satu dengan yang lain hampir mirip, bahkan ada yang sama. Di daftar nama penolak semen tersebut, juga ada nama Power Rangers, ada yang pekerjaannya sebagai presiden da nada pula yang alamatnya di luar negeri. Ini kan aneh,” imbuhnya. Kemudian, terkait adanya 9 Srikandi atau 9 Kartini Rembang yang pernah bertemu dan diterima Presiden RI beberapa waktu lalu, katanya, jika 9 Kartini tersebut yang asli dari Rembang hanya 3 orang saja. Sedangkan sisanya berasal dari Pati dan Purwodadi. Wahyudi, warga Desa Tegaldowo, yang juga perwakilan peserta aksi juga menyampaikan, jika, dengan adanya pabrik semen taraf perekonomian petani di desanya bisa meningkat. "Dari penghasilan warga di pabrik semen, warga Tegaldowo dan sekitarnya bisa membeli tanah maupun lahan di luar Tegaldowo untuk dijadikan lahan pertanian," tuturnya. Menurutnya, pasanggem atau tani hutan yang sebelumnya belum bisa maksimal untuk mencukupi kebutuhan hidup, kini, setelah mendapatkan penghasilan dari pabrik, mereka bisa membeli tanah untuk bertani, membuat rumah, mebangun rumah dan sebagainya. Editor : Kholistiono

Baca Juga

Komentar