Jumat, 29 Maret 2024

Meski Calon Tunggal, Potensi Politik Uang di Pilkada Pati Masih Tetap Ada

Lismanto
Selasa, 29 November 2016 09:00:19
Akademisi Ipmafa, Sri Naharin menyebut kemungkinan politik uang pada calon tunggal Pilkada Pati tetap ada. (MuriaNewsCom/Lismanto)
Murianews, Pati - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Pati yang diikuti calon tunggal disebut masih berpotensi mememunculkan politik uang. Hal itu disebabkan karakter warga Pati yang cenderung apatis dalam setiap pemilihan pemimpin. Menurut survei yang dilakukan Institut Pesantren Mathali'ul Falah (Ipmafa) Pati, sebagian besar warga Pati memilih calon karena ada faktor uang yang mendorongnya. Riset yang tersebar secara merata di 21 kecamatan di Pati itu melibatkan 1.200 responden. Karena itu, kendati hanya diikuti satu pasangan calon, kemungkinan adanya politik uang diprediksi tetap ada. "Dari riset yang kami lakukan, stimulus berupa uang masih menentukan pemilih dalam menggunakan hak pilihnya," kata Sekretaris Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat (LPPM) Ipmafa, Sri Naharin. Dalam menentukan pilihan, karakter warga Pati disebut lebih kepada ada stimulus, bukan faktor siapa calon yang akan dipilih. Karakter pemilih yang demikian biasanya dimanfaatkan calon untuk memberikan stimulus, baik berupa barang, janji atau uang. Namun, semuanya akan dikembalikan kepada pasangan calon, apakah berniat untuk memberikan uang atau tidak. "Tentu, semuanya akan kembali kepada pasangan calon apakah akan memberikan uang atau tidak, di tengah kondisi masyarakat Pati yang nyatanya menentukan pilihan berdasarkan stimulus," ucap Naharin. Karena itu, pihaknya meminta KPU Pati untuk melakukan edukasi politik kepada masyarakat. Pasalnya, sosialisasi saja dianggap belum cukup efektif untuk memengaruhi masyarakat agar mengatakan tidak pada politik uang. "Pilkada itu yang paling penting adalah kredibilitas calon, bukan berapa banyak calon atau dengan siapa dia melawan. Kalau calonnya punya kredibilitas dan kepemimpinan yang baik, punya kepedulian yang tinggi kepada masyarakat, saya kira masyarakat akan memilih berdasarkan calon, bukan stimulus," tandas Naharin. Editor : Kholistiono

Baca Juga

Komentar