Kamis, 28 Maret 2024

Nasihat Gus Mus untuk Pandu Wijaya : Kerja Jangan Diforsir, Luangkan Waktu untuk Keluarga

Edy Sutriyono
Jumat, 25 November 2016 22:53:36
Pandu Wijaya (baju kotak-kotak) dan keluarganya saat bersilaturrahmi dengan Gus Mus di Pesantren Raudlatut Tolibin Rembang, Jumat (25/11/2016). (MuriaNewsCom/Edy Sutriyono)
Murianews, Rembang – Lebih dari satu jam KH Mustofa Bisri atau Gus Mus berbincang santai dengan Pandu Wijaya, seorang pemuda asal Desa Ketapang, Probolinggo, Jawa Timur, yang nota bene telah menghina Gus Mus dalam cuitannya di Twitter beberapa hari lalu. Pandu  bersama ibu dan kedua kakaknya sengaja datang ke Ponpes Raudlotut Tolibin Rembang, Jumat (25/11/2016) siang, untuk meminta maaf secara langsung kepada Gus Mus terkait penghinaan yang dilakukannya. “Jaga kesehatan agar tubuh tetap fit. Rasul saja menganjurkan kepada kaumnya supaya kerja itu bisa diatur. Luangkan waktu untuk keluarga, kakak, maupun yang lainnya," ujar Gus Mus dihadapan Pandu yang kemudian disambut gelak tawa semua tamu yang ada. Dalam kesempatan itu, Gus Mus juga menanyakan kepada Pandu soal ucapan “Ndasmu” yang ditulisnya di Twitter beberapa hari lalu. “Omongan iku sering mbuk lontarke ning kabeh wong? Opo cuma karo aku? (kata itu “Ndasmu”, apakah sering kamu lontarkan ke setiap orang? Apa cuma sama kepada saya saja?). Kalau sering dilontarkan ke setiap orang, bahaya itu,” kata Gus Mus. Gus Mus juga menyampaikan, jika dirinya pernah berjanji, agar bisa bijak menyikapi segala sesuatu. "Saya sudah berjanji kepada diri saya sendiri. Bila ada orang yang menyalahkan saya, itu saya terima dan kalau memang orang itu salah ya sudah saya maafkan. Bisa jadi orang itu digerakkan oleh Tuhan," ucapnya. Terkait kasus ini, Gus Mus berharap kepada keluarga yang bersangkutan supaya tidak memarahi Pandu. Supaya urusan tersebut bisa selesai dengan baik. "Jangan marahi ya Bu, dia mungkin capek dengan kerjanya. Sehingga sampai menuangkan kata-kata itu ke saya. Mungkin juga yang salah itu ialah orang-orang yang memanggil saya kiai," pungkasnya. Editor : Kholistiono

Baca Juga

Komentar