Jumat, 29 Maret 2024

11 Ribu Perempuan di Rembang Belum Melek Huruf

Edy Sutriyono
Senin, 14 November 2016 13:30:08
Kasi Kesetaraan Pendidikan Non Formal pada Dinas Pendidikan Rembang Agus Sugiyanto saat menunjukan data buta aksara di Rembang. (MuriaNewsCom/Edy Sutriyono)
Murianews, Rembang – Jumlah angka buta aksara di Kabupaten Remban terhitung masih tinggi. Untuk 2016 ini, terdata jumlah angka buta aksara mencapai 14.789 orang. Jumlah tersebut terdiri dari laki laki sebanyak 3.154 orang dan perempuan sebanyak 11.635 orang. Kasi Kesetaraan Pendidikan Non Formal pada Dinas Pendidikan Rembang Agus Sugiyanto mengakui jika angka buta aksara di Rembang jumlahnya masih tinggi. Namun demikian, untuk tahun ini angkanya sudah berkurang banyak dibanding tahun lalu. “Untuk tahun 2016 ini memang sudah banyak berkurang dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2010 lalu, jumlahnya masih sekitar 18 ribu orang, dan tahun ini jumlahnya sudah berkurang menjadi 14.789 orang,” ujarnya kepada MuriaNewsCom, Senin (14/11/2016). Ia katakan, sebagai salah satu upaya untuk mengurangi angka buta aksara, setiap tahunnya pihak Dinas Pendidikan menggelar pendidikan non formal yang dijalankan oleh pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM). "Tiap tahun dari PKBM yang ada di 14 kecamatan memang selalu menggelar kegiatan belajar mengajar bagi warga yang tak bersekolah atau putus sekolah," ujarnya. Dia melanjutkan, berdasarkan data dari BPS, buta aksara di Rembang pada tahun 2010 itu ada sebanyak 18.114 orang. Dengan adanya PKBM, katanya, sangat membantu mengurangi angka buta aksara, yang setiap tahunnya bisa mencapai 400 hingga 600 orang. “Dari tahun 2010 hingga 2016 sudah berkurang sebesar 3.325 orang. Di tahun 2015 lalu, kita tidak menggarapnya sebab terkendala aturan hibah. Akan tetapi di tahun 2016 ini kita melanjutkan program ini, dan tahun ini ada 650 orang yang kita didik. Sehingga tahun 2010 hingga 2016 kecuali 2015, angka buta aksara bisa dikurangi 3.325 orang," bebernya. Selain itu, mengenai kategori usia buta aksara, pihaknya mengutarakan bahwa untuk pemberantasan buta aksara lebih difokuskan pada usia 15 hingga 59 tahun."Sebenarnya pemberantasan buta aksara itu kita tekankan pada warga yang berusia 15 hingga 59 tahun. Praktiknya di lapangan rata-rata warga yang masih buta aksara itu pada usia 24 hingga 59 tahun. Mungkin warga yang berusia 15 hingga 24 tahun itu sudah pada mengenyam pendidikan formal sebelumnya," pungkasnya. Editor : Kholistiono

Baca Juga

Komentar