Jumat, 29 Maret 2024

Atasi Kekeringan, BBWS Pemali Juana Bangun Embung Senilai Rp 100 Miliar di Grobogan

Dani Agus
Rabu, 2 November 2016 09:00:41
Aktivitas pembangunan embung di Desa Ngrap-arap, Kecamatan Ngaringan masih terus dikerjakan. (MuriaNewsCom/Dani Agus)
Murianews,Grobogan - Guna mengatasi kekeringan di wilayah Grobogan ketika musim kemarau, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana tengah mengerjakan proyek pembuatan embung di Desa Ngrap-arap, Kecamatan Ngaringan. Lokasi pembuatan embung ini berada di sebelah utara Bendung Dumpil. Kepala BBWS Pemali Juana Ni Made Sumiarsih menyatakan, dana pembangunan embung itu nilainya Rp 100 miliar. Embung yang dibangun itu luasnya 19 hektare dengan kedalaman 4,5 meter. “Progres pembangunan embung saat ini sekitar 40 persen. Target pembuatan embung yang digarap kontraktor PT Waskita Karya itu selesai pada akhir 2017,” katanya pada wartawan. Embung tersebut, nantinya akan mengandalkan pasokan air dari Sungai Lusi. Jika sudah rampung, embung itu diperkirakan bisa mengairi areal sawah di sekitarnya seluas 300 hektare yang disalurkan lewat jaringan irigasi. Sementara itu, pembuatan embung tersebut di sisi lain merupakan pemenuhan janji yang dilontarkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mochamad Basoeki Hadimoeljono saat berkunjung ke Ngaringan, bulan Agustus 2015 lalu. Saat itu, Basoeki sempat disambati petani terkait bencana kekeringan yang datang setiap tahunnya. “Selama ini, kami hanya mengandalkan air hujan untuk mengairi sawah karena tidak ada sumber air yang memadai. Kami berharap agar dibuatkan sumber air supaya bisa mengairi sawah kami,” ungkap Ketua Kelompok Tani Sri Rejeki Desa Bandungsari, Kecamatan Ngaringan Edi Suyono saat bertemu Basoeki. Dalam kunjungannya waktu itu, Menteri PUPR mengunjungi tiga lokasi. Yakni, Bendung Klambu, areal sawah Desa Bandungsari, Kecamatan Ngaringan dan Waduk Kedung Ombo. “Waduk atau Bendung Dumpil yang selama ini mengalami sedimentasi akan kita hidupkan lagi. Namun, terlebih dahulu kita akan lihat dulu kondisi riil di lapangan,” tegasnya pada para petani di Desa Bandungsari, waktu itu. Menurutnya, selama ini wilayah Grobogan dan sekitarnya mengandalkan Waduk Kedung Ombo untuk mengairi areal pertanian. Namun, gelontoran air waduk ini belum banyak menjangkau wilayah Grobogan ataupun Jawa Tengah bagian timur. Oleh sebab itu, kebutuhan air petani di wilayah ini belum bisa terpenuhi khususnya saat datang bencana kekeringan. ”Untuk mengatasi kekeringan salah satunya adalah membuat banyak embung. Dengan adanya embung ini setidaknya akan ada ketersediaan air buat petani di saat musim kemarau,” katanya dihadapan petani. Editor : Kholistiono

Baca Juga

Komentar