Kamis, 28 Maret 2024

Mahasiswa 14 Negara juga Kunjungi Pesantren Entrepreneur Al-Mawaddah Kudus

Akrom Hazami
Minggu, 30 Oktober 2016 01:12:24
Mahasiswa dari berbagai negara mengunjungi Pesantren Entrepreneur Al-Maddah Kudus. (Istimewa)
Murianews, Kudus – Sebanyak 61 mahasiswa dari 14 negara berkunjung ke Pesantren entrepreneur Al-Mawaddah Kudus, Sabtu (29/10/2016). Kehadiran mereka disambut langsung oleh pengasuh pesantren KH. Sofiyan Hadi, Lc. MA. Mahasiswa itu antara lain berasal dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Chile, Sudan, Afganistan, India dan lainnya. Kunjungan ke Al- Mawaddah adalah salah satu rangkaian kegiatan Muria Cultural Program (MCP) yang diselenggarakan oleh Universitas Muria Kudus (UMK), didukung Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (kemenristekdikti), Yayasan Pembina UMK, Passage to Asean (P2A) dan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Begitu tiba di Al-Mawaddah, rombongan MCP diberikan paparan konsep sistem pertanian terpadu (integrated farming system) yang dikembangkan Pesantren. Selanjutnya mereka diajak melihat berbagai kegiatan usaha pesantren, mulai dari budi daya tanaman pangan, perkebunan, taman buah naga, rumah hidroponik dan produk kuliner berbahan baku lokal. Sofiyan Hadi dalam kesempatan itu mengemukakan, “Sistem pendidikan pesantren menggabungkan aspek spiritual, leadership dan entrepreneurship. Dengan berbagai unit usaha yang melibatkan santri dan masyarakat, pesantren menjadi lembaga mandiri dan mengakar di masyarakat,” katanya. Menurutnya, sudah saatnya santri tampil tengah-tengah masyarakat. Dengan keterampilan, semangat kemandirian dan modal spiritualitas, santri bisa menjadi pelopor dan pemimpin di masyarakat. Mereka akan memberikan kontribusi besar dalam mendidik umat. Sementara itu, para peserta MCP mengaku terkesan dengan keberadaan pesantren yang mendidik para santrinya menjadi entrepreneur dan menanamkan kemandirian. Nigin Konistani dari Afganistan mengaku kagum dengan pesantren ini, karena di sini santri diajari untuk mempersiapkan kesuksesan semuda mungkin. “ Di sini santri diberi kesempatan untuk aktif berkarya sesuai bakat dan  mengembangkan kreativitas mereka,” ungkapnya dalam bahasa Inggris. Selain Nigin, Joel, mahasiswa dari Rwanda Afrika juga memberikan apresiasi terutama kontribusi pesantren dalam menginisiasi berkembangnya ekonomi masyarakat sekitar. “Ini spirit yang bagus, bukan hanya untuk kemajuan individu, tapi juga pengembangan komunitas," katanya. Beberapa pesan juga disampaikan beberapa mahasiswa dari Indonesia.  Adi Widi Kusuma, asal Wamena Papua mengatakan, “Semoga santrinya menjadi mandiri, inspiratif dan berakhlak mulia,” ungkapnya. Sementara Reynand, mahasiswa dari Medan berpesan, “Tetaplah menjadi pesantren yang memberikan inspirasi bagi bangsa,” ujarnya. Editor : Akrom Hazami

Baca Juga

TAG

Komentar