Kamis, 28 Maret 2024

Sejarah Pati Bakal Direkonstruksi Ulang

Lismanto
Senin, 10 Oktober 2016 16:30:37
Joko Wahyono (kanan), dosen sejarah UGM Dr Margana (tengah) dan juru kunci berbincang tentang sejarah Makam Mbah Khalifah, Desa Ngepungrojo, Kecamatan Pati. (MuriaNewsCom/Lismanto)
Murianews, Pati - Sejarah tentang Pati selama ini bersumber pada babad Pati, cerita tutur, hingga ketoprak yang tidak bisa dipertanggungjawabkan sebagai satu karya sejarah yang digali menggunakan metode ilmiah. Babad Pati, misalnya. Karya sastra yang berkisah tentang Pati ini baru dibuat pada abad ke-20 oleh pujangga. Banyak kisah di dalam babad tersebut yang tidak mencantumkan tahun dan metode riset yang digunakan, sehingga fungsinya sebatas karya sastra. Namun, Babad Pati dan cerita dalam ketoprak selama ini terlanjur diyakini masyarakat sebagai sejarah. Karena itu, sejumlah pegiat sejarah berencana akan melakukan rekonstruksi ulang. Mereka akan merekonstruksi, menggali kebenaran sejarah dengan perbandingan data-data yang didapatkan. "Meski tidak seratus persen, tetapi setidaknya kami berupaya mengumpulkan data sejarah, mulai dari babad, cerita tutur, ketoprak, hingga naskah-naskah dari berbagai sumber, baik naskah Jawa, Cina, Eropa, Timur Tengah, maupun India. Semua akan kita perbandingkan," kata Joko Wahyono, pegiat sejarah Pati, Senin (10/10/2016). Menurutnya, sejarah sangat penting digali karena bisa menjadi sumber falsafah, tradisi, dan budaya bagi penduduknya. Falsafah itu yang kemudian bisa dijadikan sebagai pijakan untuk menjadi pribadi yang besar. Karena itu, kesalahan sejarah bisa berdampak buruk pada perkembangan masyarakat yang meyakininya. "Betul apa yang dikatakan Bung Karno, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Ini yang menjadi semangat bagi kami untuk merekonstruksi sejarah Pati," pungkasnya. Editor : Kholistiono

Baca Juga

Komentar