Jumat, 29 Maret 2024

Tradisi Gugur Gunung di Desa Slungkep Pati Masih Lestari

Lismanto
Kamis, 6 Oktober 2016 13:00:45
Warga Desa Slungkep melakukan gugur gunung mengambil batu untuk dijadikan sebagai talut jembatan darurat. (MuriaNewsCom/Lismanto)
Murianews, Pati - Pembangunan jembatan darurat dari bambu yang menghubungkan Desa Sumbersari, Slungkep, dan Jimbaran, Kecamatan Kayen adalah satu di antara tradisi gugur gunung yang masih lestari di daerah tersebut. Gugur gunung merupakan sebuah konsep sosial untuk kerja bersama secara swadaya, tanpa dibayar untuk kepentingan masyarakat luas. Konsep ini dikenal juga dengan istilah gotong royong. Namun, warga Slungkep lebih akrab dengan istilah gugur gunung. Konsep gugur gunung di Slungkep juga menjadi cara bagi tetua untuk mengenalkannya kepada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. "Saat ini, banyak anak yang tidak mengenal gotong royong atau gugur gunung. Zaman sekarang juga berjalan selalu mamakai uang. Padahal, gugur gunung punya banyak filosofi yang harus dipupuk dan dilestarikan. Gugur gunung adalah konsep sosial warisan leluhur untuk mengikat semangat emosional supaya tidak terpecah belah, wujud silaturahmi dan kebersamaan," kata Krisno, tokoh Desa Slungkep, Kamis (06/10/2016). Beragam tradisi gugur gunung di desanya, antara lain membangun rumah bersama-sama tanpa dibayar, pembersihan parit, dan orang punya kerja. Di sana, setiap orang membangun rumah, warga setempat membantunya sampai menaikkan genteng untuk atap rumah. Beda halnya di kawasan perkotaan, pembangunan rumah selalu mempekerjakan kuli bangunan atau pemborong. Tradisi kebersamaan yang masih hidup di Desa Slungkep itulah yang akan mereka ajarkan kepada anak-anak generasi penerus bangsa. Editor : Kholistiono

Baca Juga

Komentar