Murianews,Pati - Peringatan haul dan 1.000 hari wafatnya Kiai Sahal Mahfudz menjadi momentum bagi santri untuk melanjutkan perjuangan Kiai Sahal. Hal ini, disampaikan KH. Malik Madani, Dosen UIN Yogyakarta, yang juga Katib Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama peridoe 2010-2015. Hal ini disampaikan di hadapan ribuan santri di Pesantren Maslakul Huda, Minggu (02/10/2016).
Dalam kesempatan itu, Kiai Malik Madani mengungkapkan, bahwa sosok Kiai Sahal adalah orang yang langka. "Kiai Sahal harus menjadi teladan bagi kita semua, beliau orang alim yang langka. Kiai Sahal lahir dari keluarga kiai besar, namun tidak terjebak pada bayang-bayang kebesaran masa lalu. Justru, Kiai Sahal mampu tegak berdiri untuk membangun kesuksesan," terang Kiai Malik.
Dirinya mengaku mendapatkan banyak pelajaran berharga dari Kiai Sahal. Di antaranya dalam hal kedisiplinan, visi, niat pengabdian, dan konsistensi. "Dalam segala hal, saya sebenarnya tidak pantas memberi ceramah pada agenda penting ini. Tapi, saya beranikan demi kecintaan dan pengabdian saya kepada Kiai Sahal,” ujarnya.
Kiai Malik Madani mengaku sangat kagum dengan sosok Kiai Sahal. "Saya menjadi sekretaris Kiai Sahal, di jajaran Syuriah PBNU, sebagai Katib Am. Pada waktu itu, Kiai Sahal menjadi Rais Am. Saya belajar banyak dari Kiai Sahal, beliau itu guru saya. Santri-santri harus belajar dari teladan dan keilmuan Kiai Sahal" ungkap Kiai Malik Madani.
Tahlil umum ini, merupakan puncak dari agenda rangkaian acara peringatan 1.000 hari wafatnya Kiai Sahal. Sebelumnya, juga diselenggarakan Seminar & Call Paper Fiqh Sosial, temu alumni, serta peresmian Ma'had Aly Pesantren Maslakul Huda yang dilakukan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Editor : Kholistiono