Jumat, 29 Maret 2024

Tembakau Lokal Tetap jadi Andalan

Faisol Hadi
Rabu, 28 September 2016 16:35:37
Perwakilan dari Mabes TNI saat melakukan kunjungan ke salah satu brak, Djarum, di Desa Karangbener, Kudus. (MuriaNewsCom/Faisol Hadi)
Murianews, Kudus - Kabar lebih banyak digunakan tembakau impor ketimbang tembakau lokal, ternyata tidak selamanya benar. Seperti halnya di Djarum, ternyata lebih banyak menggunakan tembakau lokal ketimbang menggunakan tembakau import. Perwakilan Djarum Kudus,  Purnomo Nugroho mengatakan, selama ini perusahaanya lebih banyak menggunakan tembakau lokal. Meskipun kadar tar dan nikotin lebih tinggi. Perusahaan menggunakan jenis tembakau lokal dengan porsi yang lebih banyak. "Kalau persentase tidak tahu persis. Namun yang jelas kami banyak menggunakan tembakau lokal ketimbang menggunakan tembakau impor," katanya kepada MuriaNewsCom. Soal kadar nikotin dan tar, kata dia, memang tinggi. Namun itulah yang terjadi pada struktur tanah dan hasil pertanian di Kudus. Selain itu, faktor cuaca juga sangat mempengaruhi kadar tar dan nikotin dalam hasil tembakau yang dipanen. Dia menambahkan, jumlah karyawan Sigaret Kretek Tangan (SKT) di sana sekitar 55 ribu karyawan. Dalam produksi sehari, rata - rata mampu memproduksi sekitar 200 ribu batang rokok. Sistem yang digunakan, adalah sistem borong. Dia mengatakan kalau selama ini apa yang ada di industri rokok menjadi sumber pemasukan yang tinggi bagi negara. Sehingga kebijakan pemerintah pusat sangat menentukan keberlangsungan perusahaan rokok. "Saya yakin, nanti rombongan dari Mabes TNI akan memberikan masukan kepada Presiden dari hasil kunjungannya,” imbuhnya. Editor : Akrom Hazami

Baca Juga

Komentar