Murianews, Kudus – Pemkab Kudus menyatakan, harga elpiji 3 kg berbeda-beda di wilayahnya. Alasannya, hal itu tak lepas dari sulit atau mudahnya pendistribusian barang.
Kabid Perdagangan Dalam Negeri Dinas Dagsar Kudus Sofyan Dhuhri mengatakan, perbedaan harga elpiji 3 kg merupakan hal wajar. Biasanya, kalau lokasi itu dekat dengan pangkalan, maka harga bisa sesuai HET Rp 15.500 per tabung.
"Jika tidak ada pangkalan seperti halnya di wilayah Wonosoco, Undaan. Harga pasti lebih tinggi dari HET yang berlaku," katanya kepada MuriaNewsCom
Selain itu, wilayah lain yang juga belum ada pangkalan hingga berdampak pada tingginya harga, adalah Kecamatan Dawe. Meliputi Desa Dukuhwaringin, Tergo, Glagah Kulon dan Ternadi.
Langkah yang dilakukan sekarang, adalah meratakan keberadaan pangkalan. Sehingga harga tidak akan terpaut jauh satu dengan lainnya. Terutama di daerah perkotaan.
Jumlah pangkalan elpiji kini mencapai 725unit. Jumlah itu tersebar di sembilan kecamatan di Kudus. Dan juga memungkinkan ditambah.
Tingginya harga elpiji juga terjadi di Colo. Lokasinya yang menanjak membuat kendaraan sulit menjangkaunya. Akibatnya, harga pun menjadi naik.
"Untuk tempat semacam itu, maka kami memakluminya karena mereka mengeluarkan biaya tambahan guna memenuhinya," imbuhnya.
Editor : Akrom Hazami