Jumat, 29 Maret 2024

Biar Dapat Wawasan Baru, 2 Kades di Grobogan Diajak Nglencer ke Desa Wisata

Dani Agus
Kamis, 22 September 2016 16:07:51
Staf Ahli Bupati Grobogan Bidang Pembangunan Wiku Handoyo (baju kuning) memimpin rombongan studi banding desa wisata di Sleman dan Magelang, Rabu (21/09/2016). (MuriaNewsCom/Dani Agus)
Murianews, Grobogan - Rencana Pemkab Grobogan untuk menetapkan Desa Tarub, Kecamatan Tawangharjo, dan Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus sebagai desa wisata terus dimantapkan. Sebelum ditetapkan jadi desa wisata, aparat pemerintahan desa setempat diajak studi banding ke dua desa wisata. Yakni, di Desa Petingsari, Sleman dan Desa Wanurejo, Magelang. “Kepala Desa Tarub dan Banjarejo hari Rabu (21/09/2016) kemarin, kita ajak studi banding ke desa wisata di Sleman dan Magelang. Kunjungan di sana kita lakukan dari pagi sampai malam,” kata Staf Ahli Bupati Grobogan Bidang Pembangunan Wiku Handoyo. Menurut Wiku, melalui studi banding itu diharapkan kedua kades bisa mendapat gambaran langsung cara penanganan dan pengelolaan desa wisata. Kemudian, dari kegiatan itu, mereka juga akan mendapatkan ilmu baru dan saling bertukar informasi dengan pengelola desa wisata di Sleman dan Magelang. “Potensi yang ada di tiap-tiap desa wisata itu kan tidak sama. Jadi, dari studi banding ini diharapkan bisa dapat ide untuk pengembangan desa wisata,” kata mantan Plt Kadisporabudpar Grobogan itu. Menurut Wiku, kedua desa di Grobogan tersebut akan dijadikan desa wisata, lantaran dinilai punya potensi pariwisata yang bisa diandalkan. Untuk Desa Tarub misalnya, punya potensi wisata religi, karena di situ ada makam tokoh terkenal Ki Ageng Tarub atau semasa mudanya dikenal dengan nama Jaka Tarub. Selain wisata religi, di desa ini juga punya potensi agrowisata. Sebab, tidak jauh dari lokasi makam tersebut ada perkebunan belimbing yang cukup luas milik warga setempat. Sedangkan potensi di Desa Banjarejo adalah wisata cagar budaya dan purbakala. Hal ini seiring sudah banyaknya penemuan benda cagar budaya masa lampau dan fosil binatang purba yang usianya jutaan tahun. Sementara itu, Kades Banjarejo Ahmad Taufik mengaku sudah mendapatkan banyak manfaat dari studi banding yang dilakukan di Sleman dan Magelang tersebut. Menurutnya, banyak hal-hal baru yang sebelumnya tidak pernah terlintas dalam pikirannya. “Saya senang sekali diajak studi banding ke desa wisata karena banyak ilmu baru yang didapat. Terlebih, pengelola desa wisata di Magelang ternyata suami dari teman saya sewaktu SMA. Jadi, ke depan saya bisa lebih mudah menjalin koordinasi dan minta masukan untuk mengembangkan potensi wisata di Banjarejo,” katanya. Editor : Kholistiono

Baca Juga

Komentar