Jumat, 29 Maret 2024

Ini Jawaban Kepala SDN Padaran Terkait Pembagian Daging Kurban yang Picu Aksi Protes Wali Murid

Edy Sutriyono
Jumat, 16 September 2016 17:49:35
Kepala SDN Padaran Rembang Suci Indriani Hendrawati saat ditemui MuriaNewsCom di Kantor SDN Padaran, Jumat (16/09/2016). (MuriaNewsCom/Edy Sutriyono)
Murianews, Rembang – Terkait aksi protes yang dilakukan sejumlah wali murid karena pembagian daging kurban, Kepala SDN Padaran Rembang Suci Iriani Hendrawati menegaskan jika pihaknya telah menjelaskan kepada wali murid mengenai pembagian daging kurban yang dinilai tidak sesuai dengan besaran iuran murid. "Kita sudah menjelaskan dengan rinci, mulai dari mengapa kurbannya kita membeli dari penjagal di desa ini, mengapa tidak memakai surat edaran dan lainya," kata Suci saat ditemui MuriaNewsCom di Kantor SD Padaran, Jumat (16/09/2016). Menurutnya, pembelian daging kurban di penjagal itu bisa mempercepat proses pembagian daging dan tidak mengotori halaman sekolah. "Pelaksanaan kurban di SD ini itu sudah berjalan sejak 2011 silam. Dan dahulunya memang ada penyembelihan kurban di sekolah. Namun untuk tahun ini, kita memang mendadak. Yakni hari tasyrik itu tinggal Kamis kemarin, maka kita putuskan membeli saja di penjagal. Sehingga hari itu juga bisa langsung kita bagikan. Halaman sekolah juga tidak, kotor serta pihak sekolah juga tidak ribet untuk menyembelih hewan kurban," terangnya. Mengenai surat pemberitahuan yang belum ditandatangai oleh pihak komite sekolah, pihaknya menyatakan, jika memang pihak sekolah mendahului mengambil keputusan tanpa melalui rapat dengan komite, dan langsung membeli daging kurban di penjagal. "Kita akui memang membeli daging itu belum ada rapat sebelumnya. Sebab kita juga mau mengejar hari tasyrik. Karena hari tasyrik terakhir jatuh pada kamis kemarin. Dan untuk surat pemberitahuan itu memang belum ditandatangani komite," ujarnya. Dirinya juga menyatakan, jika secara keseluruhan, jumlah murid di SD Padaran sebanyak 131 orang. Kemudian, bagi murid yang sudah menerima daging kurban namun belum membayar iuran, maka pihak sekolah akan meminta iuran sebesar Rp 30 ribu saja. Sedangkan bagi siswa yang sudah menerima daging dan membayar iuran semula Rp 35 ribu, maka sisanya Rp 5 ribu juga akan kita kembalikan. “Rp 5 ribu itu sebenarnya untuk jaga-jaga bila pemotongan kurban di jagal atau perlengkapan lainnya membengkak," jelasnya. Sebelumnya, katanya, pihak sekolah juga pernah menawarkan kepada wali murid mengenai pembelian hewan kurban itu akan diambilkan melalui amalan Jumat. Namun wali murid tidak setuju, dan lebih setuju jika pembelian hewan kurban dilakukan iuran secara terpisah. Editor : Kholistiono

Baca Juga

Komentar