Jumat, 29 Maret 2024

Keren, 2 Siswi SMKN 1 Purwodadi Berhasil Raih Peringkat II Debat Bahasa Mandarin Tingkat Jateng

Dani Agus
Selasa, 30 Agustus 2016 10:46:51
Kepala SMKN 1 Purwodadi Sukamto bersama Dinda Kurnia Dewi (tengah) dan Wahyu Nur Sulikah, dua siswinya yang raih peringkat II lomba debat Bahasa Mandarin tingkat Jateng. (MuriaNewsCom/Dani Agus)
Murianews, Grobogan - Prestasi menggembirakan berhasil diraih dua siswi SMKN 1 Purwodadi, Dinda Kurnia Dewi dan Wahyu Nur Sulikah. Dimana, dua siswi kelas XI-Akt3 itu berhasil menggondol peringkat II ketika jadi pasangan dalam Lomba Debat Bahasa Mandarin SMK tingkat Jawa Tengah yang digelar 22-24 Agustus lalu. Tidak hanya itu, salah satu dari keduanya, yakni Wahyu Nur Sulikah berhasil menjadi pembicara terbaik dalam event yang digelar di Hotel Muria Semarang tersebut. Atas keberhasilan ini, Wahyu nantinya dipilih menjadi duta Jateng dalam ajang serupa untuk tingkat nasional. “Lomba debat tingkat nasional rencananya akan dilangsungkan di Provinsi Bangka Belitung bulan Oktober. Nantinya, Wahyu akan berpasangan dengan siswi dari SMK Sahid Solo. Untuk diketahui, dalam pelaksanaan lomba debat ini, satu tim memang harus diisi dua orang,” kata Kepala SMKN 1 Purwodadi Sukamto. Menurutnya, meski belum berhasil jadi yang terbaik, namun prestasi itu dirasa cukup membanggakan Sebab, persaingan dalam lomba tersebut cukup berat. Oleh sebab itu, raihan peringkat II plus pembicara terbaik yang didapat salah satu siswinya dinilai sudah melebihi target yang dibebankan. Selain mendapat hadiah piala dan uang Rp 3 juta, bonus lain juga didapatkan dua siswi berjilbab tersebut dari pihak sekolah. Yakni, keduanya dibebaskan biaya SPP selama lima bulan. “Setiap siswa yang dapat prestasi pasti kita kasih reward. Namun, besar kecilnya reward ini kita sesuaikan dengan level juara yang didapatkan. Hal ini kita terapkan sesuai dengan slogan kami bahwa SMKN 1 Purwodadi adalah ‘Sekolahnya para Juara’,” sambungnya. Sementara itu, Dinda dan Wahyu yang ikut menemani bincang-bincang di ruang kepala sekolah mengaku kaget ketika dinobatkan jadi peringat II. Sebab, mereka menilai, kemampuan para pesaingnya dari berbagai daerah lainnya cukup bagus. “Dalam event kemarin, saya hanya berusaha tampil semaksimal mungkin dalam lima sesi lomba yang tersedia. Ketika diumumkan jadi peringkat II, saya sempat tidak percaya,” ujar Dinda yang tinggal di Desa Karanganyar, Kecamatan Godong tersebut. Kekagetan serupa juga dirasakan Wahyu yang jadi patner Dinda. Terlebih, saat ia ditetapkan jadi pembicara terbaik dalam lomba tersebut. “Kalau saya kagetnya dua kali. Yakni, saat dapat kepastian jadi peringkat II dan dinobatkan sebagai pembicara terbaik,” cetus Wahyu, warga Desa Tambirejo, Kecamatan Toroh. Baik Wahyu dan Dinda mengaku tidak melakukan persiapan khusus saat mengikuti lomba. Namun, mereka hanya memaksimalkan bekal ilmu Bahasa Mandarin yang didapat saat duduk di kelas X. Kemudian, ditambah dengan belajar serius dalam ekstrakurikuler Bahasa Mandarin yang dilangsungkan tiap hari Rabu, setelah jam sekolah berakhir. “Selain itu, keberhasilan ini juga didapat berkat dorongan semangat dari pihak sekolah dan guru Bahasa Mandarin Bapak Beng Lin serta teman-teman semua,” imbuh Wahyu.  Editor : Kholistiono

Baca Juga

Komentar