Jumat, 29 Maret 2024

Sedekah Bumi di Desa Wedusan Pati Diwarnai Aksi Tuyul

Lismanto
Senin, 29 Agustus 2016 09:11:51
Dua anak kecil yang didandani dengan karakter tuyul pada acara sedekah bumi di Desa Wedusan, Kecamatan Dukuhseti, Pati, pada Minggu (28/8/2016). (MuriaNewsCom/Kholistiono)
Murianews, Pati – Bulan Apit dalam kalender Jawa, untuk sebagian wilayah Jawa, khususnya di wilayah pantura, digelar tradisi sedekah bumi di hampir seluruh desa atau kelurahan. Tak terkecuali di Desa Wedusan, Kecamatan Dukuhseti, Pati. Pada setiap Minggu Kliwon, Bulan Apit, desa ini menggelar acara sedekah bumi, yang memang sudah menjadi kebiasaan secara turun temurun. Berbagai kegiatan dilakukan untuk menyemarakkan sedekah bumi tersebut. Di antaranya, pagelaran kesenian tradisional wayang kulit sehari semalam, pengajian, dan lain sebagainya. Tak ketinggalan kirab atau arak-arakan juga digelar untuk menyemarakkan sedekah bumi tersebut. Beragam kreativitas yang dibuat oleh warga terlihat dalam arak-arakan ini. Ribuan penonton tampak memadati jalanan yang dilalui untuk kirab. Yang cukup menyita perhatian penonton dalam kirab ini adalah, kehadiran dua anak kecil yang didandani sedemikian rupa, yang menggambarkan karakter tuyul. Dengan mengenakan celana pendek putih, telanjang dada, dan sebuat dot susu digantung di leher, ternyata mampu membuat heboh penonton. Sementara itu, Kepala Desaa Wedusan Mastur mengatakan, sedekah bumi tersebut merupakan salah satu bentuk ungkapan syukur terhadap Tuhan, yang telah memberikan rezeki yang melimpah, berupa hasil pertanian atau hasil alam, serta lainnya. “Sedekah bumi ini merupakan adat, yang merupakan bentuk ungkapan syukur kita, dan memang rangkaian kegiatan sedekah bumi ini cukup banyak, salah satunya kirab. Dengan kirab seperti ini, kita juga ingin mengenalkan keberagama budaya yang dimiliki Desa Wedusan agar bisa dikenal masyarakat secara luas,” ujarnya, Minggu (28/8/2016). Menurutnya, pelaksanaan kirab sedekah bumi di Desa Wedusan biasanya menyedot perhatian banyak orang untuk melihatnya. Sehingga, hal itu juga berpengaruh terhadap roda perekonomian, baik dari warga Desa Wedusan sendiri atau luar desa. “Pedagang-pedagang dari luar desa biasanya banyak yang berjualan di sini ketika ada sedekah bumi. Karena, terkenalnya warga atau pengunjung yang dating melihat kirab itu banyak doyan jajan,” ungkapnya. Editor : Kholistiono

Baca Juga

Komentar