Jumat, 29 Maret 2024

Juara Dayung Dunia Sekaligus Tukang Sapu di Blora Curhat ke Pak Menteri Olahraga

Akrom Hazami
Sabtu, 27 Agustus 2016 11:30:48
Murianews, Blora -  Adanya bonus miliaran rupiah yang diberikan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) kepada para atlet peraih medali di ajang Olimpiade Rio 2016 ternyata berdampak juga kepada para atlet lawas yang kini kehidupannya tak seberuntung atlet sekarang. Hal itu ditunjukkan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nachrowi, yang memberikan perhatian khusus kepada mantan atlet yang pernah meraih prestasi di ajang internasional. Salah satunya Karni (49) mantan atlet dayung internasional yang kini hanya bekerja sebagai tukang sapu di Taman Tirtonadi Kota Blora. Baca juga : Atlet Dayung Blora Kelas Dunia Ini Harus jadi Tukang Sapu Sampai Tua Setelah beberapa kali diberitakan di media, Menpora langsung menelpon Karni melalui Wakil Bupati (Wabup) Blora Arief Rohman. Menpora berbicara langsung dengan Karni yang pernah meraih 3 medali emas dari ASEAN Games, SEA Games dan kejuaraan internasional dayung Dragon Boat di Hongkong. ”Saya sudah mendengar kabar tentang Bu Karni. Bagaimana kabar ibu sekarang? Sehat kan? Ibu adalah inspirasi buat kami, pahlawan kami di bidang olahraga. Kami turut prihatin, semoga ada jalan keluar. Tolong Pak Wabup, Bu Karni lebih diperhatikan lagi,” ujar Imam Nachrowi melalui telepon selular. Sambungan telepon dengan Menpora terjadi saat Wabup bersama Bank Jateng dan Forkopimcam Blora Kota mendatangi rumah Karni di Dukuh Mogo, Desa Purwosari, Kecamatan Blora. Sekadar mengingatkan,Karni adalah salah satu mantan atlet dayung Blora, yang bernasib kurang beruntung. Di saat rekan-rekan seperjuangannya sesama mantan atlet dayung telah diangkat menjadi PNS, Karni hanya berstatus pegawai honorer dan bertugas menyapu Taman Tirtonadi yang dikelola Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) Blora. ”Saya gagal jadi PNS karena faktor ijazah. Saat ada pemberkasan pegawai honorer yang akan diangkat menjadi PNS pada 2010, ijazah saya dianggap tidak sesuai. Saya mengabdi menjadi pegawai honorer sejak 1998, namun ijazah SD saya tahun 2008,” tandas Karni, yang mengaku hanya lulusan SD. Karni mengaku merasa lega bisa berbicara Menpora Imam Nachrawi melalui sambungan telepon. ”Saya lega bisa berbicara langsung dengan pak menteri dan mencurahkan isi hati,” kata Karni, wanita kelahiran 1 Januari 1968 ini. Sampai sekarang, saya belum PNS. Saya menyadari, hanya tamatan SD. Jadi, saya syukuri saja,” tambahnya. Kedatangan wabup ke rumah Karni mewakili Bupati Djoko Nugroho menindaklanjuti informasi pemberitaan atlet dayung berprestasi yang menjadi petugas kebersihan taman Tirtonadi. ”Bu Karni ini sebenarnya bukan dilupakan, tetapi sejak lama sudah diperhatikan oleh pemkab dengan dijadikan tenaga honorer. Gajinya pun sudah setara UMR senilai Rp 1,2 juta per bulan. Ia gagal jadi PNS pasalnya Bu Karni saat itu belum punya Ijazah SD sehingga tidak bisa mengikuti pemberkasan. Sedangkan kini usianya sudah 49, maksimal pengangkatan saat usia 35. Kami mengusulkan kepada Menpora agar Bu Karni bisa jadi bintang iklan salah satu produk minuman jamu,” kata wabup. Pada kesempatan tersebut, Wabup juga melakukan telewicara dengan Gubenur Ganjar Pranowo. Menurutnya, Pemkab akan berupaya memperjuangkan nasib Karni agar lebih bahagia di hari tua. Misalnya, menjadi pelatih dayung atau diberikan modal untuk usaha. ”Anak Bu Karni yang sekarang masing kelas XII SMK di jurusan mesin. Nanti anaknya bisa kami perhatikan, misalnya dalam hal pendidikannya kelak maupun pekerjaannya,” tandas wabup. Dalam kesempatan itu, diberikan pula bantuan dana sosial dari Pemkab dan Bank Jateng kepada Karni. Editor : Akrom Hazami

Baca Juga

Komentar