Selasa, 19 Maret 2024

Pabrik Rokok Percaya Pemerintah Tak Akan Naikkan Harga

Faisol Hadi
Rabu, 24 Agustus 2016 21:00:27
[caption id="attachment_92355" align="aligncenter" width="565"]rokok Bupati Kudus Musthofa mencoba mengamati produksi rokok di brak Djarum di Karangbener, Bae, Kudus. (MuriaNewsCom/Faisol Hadi)[/caption] MuriaNewsCom, Kudus - Perwakilan Djarum Kudus, Purnomo Nugroho menyebutkan kalau perusahaan percaya pada pemerintah. Dan perusahaan percaya kalau pemerintah mampu mengayomi para buruh. Itu terkait dengan wacana harga rokok jadi Rp 50 ribu. “Kalau yang beredar itu baru sebatas kabar saja. Jadi sebaiknya tidak usah didengar apalagi sampai disebarluaskan," ungkapnya. Sementara sejumlah buruh rokok senang lantaran kabar adanya kenaikan rokok baru sebatas wacana. Mereka dapat fokus bekerja tanpa khawatir pabrik tutup. Mastipah, salah seorang buruh Djarum mengaku senang jika harga rokok tidak naik. Sebab bayang-bayang PHKmenghantuinya jika sampai rokok naik. "Iya syukur kalau memang belum dibahas. Tidak usah bingung lagi," katanya kepada MuriaNewsCom. Pihaknya sudah bekerja lebih dari 20 tahun. Selama itu juga hasil keringatnya sudah digunakan untuk membantu kebutuhan keluarga, dan juga biaya sekolah anaknya. Wacana kenaikan harga rokokt tersebut merupakan hasil studi Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Masyarakat Universitas  Indonesia, Hasbullah Thabrany.  Usulan kenaikan harga rokok diketahui guna mengurangi jumlah perokok aktif di Indonesia. Kenaikan  cukai rokok diikuti kenaikan harga rokok. Kemungkinan perokok akan berhenti jika harganya dinaikkan dua kali lipat dari harga normal. Hasilnya adalah, sekitar 80 persen bukan perokok setuju jika harga rokok dinaikkan. Editor : Akrom Hazami  

Baca Juga

Komentar