Kamis, 28 Maret 2024

Ssttt… Ada 3 Mahasiswi Cantik Belajar Bikin Tempe di Rumah Kedelai Grobogan

Dani Agus
Jumat, 12 Agustus 2016 15:45:16
Kepala Dinas Pertanian Grobogan Edhie Sudaryanto sedang mendampingi mahasiswi Unibraw yang magang kerja di RKG (MuriaNewsCom/Dani Agus)
Murianews, Grobogan - Aktivitas pembuatan tempe higienis di Rumah Kedelai Grobogan (RKG) terlihat berbeda dari beberapa waktu sebelumnya. Hal ini menyusul adanya tiga perempuan berjilbab yang terlihat sibuk membantu proses pembuatan tempe di situ.

Meski sudah terlihat cekatan bikin tempe, namun ketiga perempuan ini bukan pekerja baru di RKG yang berada dibawah penanganan Dinas Pertanian TPH Grobogan tersebut. Mereka ini ternyata adalah mahasiswi Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang. Tepatnya, dari Fakultas Pertanian, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Progam Studi Agribisnis.

Ketiga mahasiswi tersebut, saat ini tengah menempuh semester VII. Dari ketiganya, ada satu orang yang berasal dari Grobogan. Yakni, Eva Sulistyana yang berasal dari Desa Pandanarum, Kecamatan Gabus. Dua lainnya, Reny Cahyaningsih berasal dari Solo dan Resya Eka Pratiwi dari Sukabumi, Jawa Barat.

“Kami bertiga di sini dalam rangka magang kerja. Kami sudah di sini sejak 14 Juli lalu. Rencananya, kami akan melakukan kegiatan magang selama tiga bulan di sini,” kata Eva, salah satu mahasiswi.

Kepala Dinas Pertanian TPH Grobogan Edhie Sudaryanto mengaku sempat kaget ketika di RKG akan didatangi mahasiswa Unibraw yang mau melakukan kegiatan magang kerja. Sebab, baru kali ini, ada mahasiswa yang melakukan magang kerja di sini.

“Kalau dari kelompok tani, baik dari Jawa Tengah atau luar Jawa sudah sering belajar ke sini. Makanya, saya sempat kaget sekaligus bangga karena ada mahasiswa dari Unibraw yang mau magang di sini. Saya menyampaikan terima kasih atas kepercayaan dari Unibraw untuk mengirimkan mahasiswanya ke sini dan mereka ini akan kita suport semaksimal mungkin,” kata Edhie, usai bertemu dan berdiskusi dengan mahasiswa magang tersebut, Jumat (12/8/2016).

Menurut Edhie, keberadaan  RKG diharapkan jadi ikon baru pada masa mendatang. Sebab, RKG itu bukan sekadar tempat yang dipakai untuk menampung hasil panen kedelai saja. Tetapi, menjadi tempat yang lengkap untuk sarana belajar mulai hilir hingga hulu dari sektor pertanian kedelai.

Selain ada produksi tempe higienis, di tempat itu juga tersedia benih kedelai berkualitas. Kemudian, ada pula sarana pembelajaran bagi petani dan UKM. Soalnya, di situ ada lokasi tanam kedelai, penjemuran, hingga pengolahan beragam aneka bahan pangan dari bahan kedelai.

Edhie menambahkan, komoditas kedelai yang dikembangkan saat ini adalah varietas Grobogan. Kedelai varietas ini bukan hasil rekayasa genetik atau non GMO dan sudah mendapat sertifikasi nasional. Hal ini, berbeda dengan kedelai impor yang merupakan hasil rekayasa genetik.

“Di RKG yang arealnya sekitar satu hektar ini bisa belajar masalah kedelai dengan lengkap. Mulai dari benih, penanaman, perawatan, panen, pengolahan pascapanen jadi aneka produk makanan, dan pemasarannya,” terang Edhie.

Editor : Kholistiono

 

 

Baca Juga

Komentar